Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bolehkah melaksanakan sholat sunnah Qobliyah atau Ba’diyah, Sunnah Wudhu, dan Sholat Dhuha dan Sunnah lainnya secara berjamaah?

Pertanyaan: Bolehkah melaksanakan sholat sunnah Qobliyah atau Ba’diyah, Sunnah Wudhu, dan Sholat Dhuha dan Sunnah lainnya secara berjamaah? Bukankah ada hadist yang mengatakan bahwa sholat secara berjamaah lebih utama dibandingkan sholat sendirian?

Jawaban: Memang benar ada hadist yang mengatakan bahwa sholat secara berjamaah lebih baik dibandingkan sholat sendirian. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلَاةَ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً )رواه البخاري ومسلم(

Dari Abdullah ibn Umar (diriwayatkan), bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Shalat berjamaah lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat”. (HR. al-Bukhari no. 609 dan 610, dan Muslim no. 1036 dan 1039)

Hadis di atas memang menyebutkan tentang keutamaan shalat berjamaah daripada shalat sendirian, hanya saja dalam prakteknya kita tetap harus mengikuti apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Shollallahu ’alaihi wa sallam.

Berkaitan dengan sholat wajib atau sholat 5 Waktu (Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya’, Shubuh) maka tidak ada perdebatan didalamnya, bahwa sholat wajib yang 5 waktu apabila dilakukan secara berjamaah lebih utama dibandingkan sholat munfarid atau sendirian.

Adapun sholat-sholat sunnah maka terdapat beberapa pembagian.

1.      Sholat sunnah yang dilakukan secara berjamaah

2.      Sholat Sunnah yang dilakukan secara munfarid

3.      Sholat Sunnah yang dilakukan boleh berjamaah dan boleh munfarid (sendirian)

 

Yang pertama: Sholat Sunnah yang dilakukan secara berjamaah

-          Sholat Idul Fitri

-          Sholat Idhul Adha

-          Sholat Gerhana

-          Sholat Istisqa

Yang Kedua, Sholat Sunnah yang lazimnya dilakukan secara Munfarid

-          Sholat Tahiyatul Masjid

-          Sholat Sunnah Wudhu

-          Sholat Istikharah

-          Sholat Sunnah Rawatib Qobliyah dan Ba’diyah

Yang Ketiga, Sholat Sunnah yang boleh dilakukan secara berjamaah maupun munfarid

-          Shalat Tahajjud

-          Sholat Tarawih

-          Sholat Witir

-          Sholat Dhuha

 

Kembali pada pertanyaan diatas berkaitan sholat dhuha, terdapat sebuah Riwayat dari ‘Itban bin Malik yang terdapat dalam Fathul Baari sebagai berikut.

مَا رَوَاهُ أَحْمَد مِنْ طَرِيق اَلزُّهْرِيّ عَنْ مَحْمُود بْن اَلرَّبِيع عَنْ عِتْبَان بْن مَالِك ” أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى فِي بَيْتِهِ سُبْحَة اَلضُّحَى فَقَامُوا وَرَاءَهُ فَصَلَّوْا بِصَلَاتِهِ

Ada riwayat dari Imam Ahmad dari jalur Az Zuhriy, dari Mahmud bin Ar Robi’, dari ‘Itban bin Malik, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu wa ‘alaihi wa sallam pernah shalat Dhuha di rumahnya, lalu para sahabat berada di belakang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mereka mengikuti shalat yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan. (Fathul Baari, 4/177, Mawqi’ Al Islam, Asy Syamilah)

Namun apakah hadits ini bisa sebagai dalil untuk melaksanakan shalat Dhuha rutin secara berjama’ah?

Alangkah bagusnya jika kita memahami bagaimana hukum melaksanakan shalat sunnah secara berjama’ah.

Mayoritas ulama ulama berpendapat bahwa shalat sunnah boleh dilakukan secara berjama’ah ataupun sendirian (munfarid) karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan dua cara ini, namun yang paling sering dilakukan adalah secara sendirian (munfarid).

Imam An Nawawi Rahimahullah tatkala menjelaskan hadits mengenai qiyam Ramadhan (sholat tarawih), beliau rahimahullah mengatakan,

جَوَاز النَّافِلَة جَمَاعَة، وَلَكِنَّ الِاخْتِيَار فِيهَا الِانْفِرَاد إِلَّا فِي نَوَافِل مَخْصُوصَة وَهِيَ: الْعِيد وَالْكُسُوف وَالِاسْتِسْقَاء وَكَذَا التَّرَاوِيح عِنْد الْجُمْهُور

“Boleh mengerjakan shalat sunnah secara berjama’ah. Namun pilihan yang paling bagus adalah dilakukan sendiri-sendiri (munfarid) kecuali pada beberapa shalat khusus seperti shalat ‘ied, shalat kusuf (ketika terjadi gerhana), shalat istisqo’ (minta hujan), begitu pula dalam shalat tarawih menurut mayoritas ulama.” (Syarh Muslim, 3/105, Abu Zakaria Yahya bin Syarf An Nawawi, Mawqi’ Al Islam, Asy Syamilah)

Kesimpulan:

1.      Shalat sunnah yang utama adalah shalat sunnah yang dilakukan secara munfarid (sendiri) dan lebih utama lagi dilakukan di rumah, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

فَصَلُّوا أَيُّهَا النَّاسُ فِى بُيُوتِكُمْ، فَإِنَّ أَفْضَلَ الصَّلاَةِ صَلاَةُ الْمَرْءِ فِى بَيْتِهِ إِلاَّ الْمَكْتُوبَةَ

“Hendaklah kalian manusia melaksanakan shalat (sunnah) di rumah kalian karena sebaik-baik shalat adalah shalat seseorang di rumahnya kecuali shalat wajib.” (HR. Bukhari no. 731)

2.      Terdapat shalat sunnah tertentu yang disyari’atkan secara berjama’ah seperti shalat Ied, Gerhana, Tarawih dan lain-lain.

3.      Shalat sunnah selain itu (seperti shalat Dhuha dan shalat tahajud) lebih utama dilakukan secara munfarid dan boleh dilakukan secara berjama’ah namun tidak rutin atau tidak terus menerus, akan tetapi kadang-kadang.

4.      Jika memang ada maslahat untuk melakukan shalat sunnah secara berjama’ah seperti untuk mengajarkan orang lain, maka boleh dilakukan secara berjama’ah.

5.      Sholat Sunnah Rawatib (Ba’diyah dan Qobliyah) dalam kitab-kitab fiqih disebutkan bahwa shalat rawatib termasuk shalat sunnah yang tidak disunnahkan untuk dikerjakan secara berjemaah. Shalat rawatib sebaiknya dilakukan sendirian, terutama di rumah. Namun jika dilakukan secara berjemaah, maka hukumnya boleh dan tetap dinilai sah namun tidak mendapatkan pahala shalat berjemaah.

Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu berikut;

قال أصحابنا تطوع الصلاة ضربان (ضرب) تسن فيه الجماعة وهو العيد والكسوف والاستسقاء وكذا التراويح علي الاصح (وضرب) لا تسن له الجماعة لكن لو فعل جماعة صح وهو ما سوى ذلك

Ulama kami (Syafiiyah) berkata, ‘Shalat sunnah dibagi dua macam. Pertama, disunnahkan untuk dikerjakan secara berjemaah, yaitu shalat ‘id, shalat gerhana, istisqa’ dan juga shalat tarawih menurut pendapat yang paling shahih. Kedua, tidak disunnahkan untuk dikerjakan secara berjemaah akan tetapi jika dikerjakan secara berjemaah hukumnya sah. Shalat tersebut adalah selain shalat-shalat sunnah yang sudah disebutkan di awal. (Al-Majmuu’ ala Syarh al-Muhaddzab IV/4).

Allahua’lam Bisshowaab…

Oleh: Ahmadi Assambasy

Cilacap, 28 September 2022

KabeL DakwaH
KabeL DakwaH Owner Gudang Software Al-Amanah

Posting Komentar untuk "Bolehkah melaksanakan sholat sunnah Qobliyah atau Ba’diyah, Sunnah Wudhu, dan Sholat Dhuha dan Sunnah lainnya secara berjamaah?"