10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan - Khutbah Jum'at
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
قال الله تعالى في كتابه الكريم:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ} ,
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا}
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا }
أَمَّا بَعْدُ…
فَإِنَّ أصدق الحديث كتاب اللهِ وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ محمد صلى الله عليه وسلم.
وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا و كل محدثات بدعة، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ و كل ضلالة في النار
Jama'ah sholat jum'ah yang dirahmati Allah subhanahu wa ta ala
Segala pujian hanyalah milik Allah subhanahuwa ta ala , shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi kita nabi muhammad saw, kepada keluarganya, dan para sahabatnya sampai datangnya hari kiamat.
Pada kesempatan kali ini khotib berwasiat kepada diri khotib pribadi khususnya dan kepada jama’ah sekalian, marilah kita seantiasa memperbaharui kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah jalla jalaaluhu. Dan Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang senantiasa istiqamah dijalan-nya sampai akhir hayat kita.
Jama'ah sholat jum'ah yang dirahmati Allah subhanahu wa ta ala
Allhamdulillahi lladzi bini’matihi tatimmusolhiat..
Tidak terasa kita telah memasuki hari yang ke 18 kita berpuasa pada bulan bulan Ramadhan kali ini , dan In sya Allah Kita sebentar lagi akan memasuki 10 hari terakhir dibulan Ramadhan yang mulia ini.
Sesungguhnya Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam beliau benar2 sangat serius tatkala memasuki 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan. Beliau lebih disibukkan dengan ibadah2 apabila beliau sudah berada pada 10 hari terakhir di bulan romadhon.
Jama'ah sholat jum'ah yang dirahmati Allah subhanahu wa ta ala
Ada 3 Amalan yang dapat difokuskan untuk melakukannya terutama di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.
Yang Pertama dan yang utama: Lebih serius lagi dalam memaksimalkan ibadah-ibadah di 10 hari terakhir bulan Ramadhan
Marilah kita lihat bagaimana keseriusan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam di 10 hari terakhir bulan Ramadhan disebutkan dalam sebuah hadist Riwayat muslim Aisyah rodhiallahu anha menyebutkan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim, no. 1175)
Disebutkan pula oleh istri tercinta beliau yaitu ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari, no. 2024; Muslim, no. 1174).
Cukuplah dua hadist tersebut menunjukkan bahwasanya rasulullah shollallahu alaihi wa sallam memberikan teladan kepada kita untuk benar-benar bersungguh2 dan serius dalam memaksimalkan ibadah di 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan.
Jama’ah shalat Jum’at yang semoga dirahmati oleh Allah,
Kemudian amalan Kedua: Melakukan I’tikaf
I’tikaf maksudnya adalah berdiam di masjid beberapa waktu untuk lebih konsen dan focus dalam melakukan ibadah-ibadah.
Hal ini pun telah dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ:- أَنَّ اَلنَّبِيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ اَلْعَشْرَ اَلْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ, حَتَّى تَوَفَّاهُ اَللَّهُ, ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau pun melakukan i’tikaf setelah beliau wafat. (HR. Bukhari, no. 2026; Muslim, no. 1172).
Dan Diantara Hikmah mengapa beliau melakukan I’tikaf di 10 hari terakhir , alasannya adalah supaya menadapatkan malam lailatul qadar.
disebutkan dalam hadits Abu Sa’id Al-Khudri, di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنِّى اعْتَكَفْتُ الْعَشْرَ الأَوَّلَ أَلْتَمِسُ هَذِهِ اللَّيْلَةَ .
ثُمَّ اعْتَكَفْتُ الْعَشْرَ الأَوْسَطَ ثُمَّ أُتِيتُ فَقِيلَ لِى إِنَّهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ.
فَمَنْ أَحَبَّ مِنْكُمْ أَنْ يَعْتَكِفَ فَلْيَعْتَكِفْ فَاعْتَكَفَ النَّاسُ مَعَهُ
“Aku pernah melakukan i’tikaf pada sepuluh hari pertama pada bulan Ramadhan. Aku berkeinginan mencari malam lailatul qadar pada malam-malam tersebut. Kemudian aku beri’tikaf di pertengahan bulan Ramadhan , namun kemudian ada yang mendatangiku dan mengatakan padaku bahwa mala lailatul qadar itu ada di sepuluh hari yang terakhir.
Lalu rasulullah mengatakan kepada para sahabat, Siapa saja yang ingin beri’tikaf di antara kalian, maka beri’tikaflah.” Lalu di antara para sahabat ada yang beri’tikaf bersama beliau. (HR. Bukhari, no. 2018; Muslim, no. 1167).
Jama’ah shalat Jum’at rahimani wa rahimakumullah,
Kemudian amalan yang Ketiga di 10 hari terakhir bulan Ramadhan : Mencari Malam Lailatul Qadar
Malam lilatul qadar adalah malam yang mulia.
Allah menyebutkan keutamaan malam yang mulia tersebut di surah yang ke 97 yaitu surah al qadar,:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat termasuk malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Pada malam tersebut (penuh) sampai kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 3-5)
Maka sudah selayaknya seorang muslim Berusaha Mencari Malam Lailatur Qadar.
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah malam lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.”
(HR. Bukhari no. 2020 dan Muslim no. 1169)
Maka, Sungguh barang siapa yang beribadah dan bertepatan pada malam lailatul qadar maka ia seperti beribadah selama 1000 bulan atau kurang lebih sekitar 83 / 84 tahunan.
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau juga bersabda,
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1901)
Disebutkan oleh Imam Malik dalam kitabnya Al-Muwatha’, bahwa Ibnul Musayyib mengatakan,
مَنْ شَهِدَ لَيْلَةَ القَدْرِ ـ يَعْنِي فِي جَمَاعَةٍ ـ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا
“Siapa yang menghadiri shalat berjama’ah pada malam Lailatul Qadar, maka ia telah mengambil bagian dari menghidupkan malam Lailatul Qadar tersebut.” (Latha’if Al-Ma’arif, hlm. 329).
Jama’ah shalat Jum’at rahimani wa rahimakumullah,
Itulah malam yang dimana allah subhanahu wa taala turunkan keberkahan-keberkahan yang banyak di dalamnya.
Adapun diantara tanda-tanda dari malam lailatul qadar adalah sebagaimana disebutkan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
صَبِيْحَةُ لَيْلَةِ الْقَدْرِ تَطْلُعُ الشَمسُ لاَ شعاع لَهَا، كَاَنَهَا طَشْتٌ حَتَّى تَرْتَفَعُ
“Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tidak menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi” (Hadits Riwayat Muslim 762)
Dan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “(Malam) Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan”
(Tahayalisi 349, Ibnu Khuzaimah 3/231, Bazzar 1/486, sanadnya Hasan)
Dan tatkala mengetahui jika itu adalah malam lailatul qadar maka disunnahkan untuk membaca doa :
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
(Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau suka memberikan maaf, karenanya maafkanlah aku).”
(HR. At-Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850, At Tirmidzi berkata: “Hasan shahih”)
Jama’ah shalat Jum’at rahimani wa rahimakumullah,
Karena itu, hendaknya kita bersungguh-sungguh dalam menjemput malam yang penuh kemuliaan tersebut dengan Mengisi malam-malam 10 hari terakhir Ramadhan tersebut dengan memperbanyak ibadah2, menjemput keberkahan dan kebaikannya dengan menjaga shalat-shalat yang diwajibkan, memperbanyak membaca Al Quran, bersedekah, mengerjakan banyak ketaatan sertaa menjaga puasa kita dari hal-hal yang dapat mengurangi pahala.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
الْحَمْدَ لِلَّهِ أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَنَا مُحَمَّدٌ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
Jama’ah shalat Jum’at yang semoga dirahmati oleh Allah,
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memperhatikan keluarganya agar menghidupkan sepuluh hari terakhir Ramadhan. Dari Aishyah radhiallahu ‘anha, ia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ أَحْيَا اللَّيْلَ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ، وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila masuk sepuluh terakhir ramadhan, beliau menghidupkan malamnya dengan ibadah, beliau membangunkan para istrinya, bersungguh-sungguh ibadah dan mengencangkan ikatan sarungnya. (HR. Muslim).
Jama’ah shalat Jum’at yang semoga dirahmati oleh Allah,
Mari kita tekadkan untuk menepikan semua kesibukan kita terutama di waktu yang penuh berkah tersebut di malam 10 hari terakhir ramadhan, terutama di malam-malam yang ganjil, sungguh yang kita harapkan malam itu adalah malam lailatul qadr.
Mari Kita sibukkan diri kita dengan menghadapkannya dengan ketaatan kepada Rabb kita Yang Maha Agung.
Kita perbanyak doa, istighfar, meminta ampunan dan keridhaan-Nya dengan ikhlas, tertunduk, dan penuh dengan penghayatan.
Mudah-mudahan Allah memberkahi waktu kita, memperbaiki keadaan kita, menambah ketaatan kita, menjadikan kita orang yang berbahagia di dunia dan akhirat serta dapat masuk dan berkumpul kedalam surga Bersama dengan keluarga-keluarga kita.
Akhirnya kami memohon kepada Allah Ta’ala agar senantiasa memberikan kita petunjuk dan taufik untuk dapat menghidupkan akhir akhir Ramadhan ini dengan amalan2 shalih.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ،
اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ
Ya Allah, kabulkanlah doa kami dan terimalah ibadah kami. Maafkanlah kekurangan dan kesalahan kami.
Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami dan juga kedua orang tua kami, serta dosa seluruh kaum muslimin, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Ya Allah, terimalah puasa kami. Jadikanlah puasa kami, amalan yang penuh keimanan dan berharap pahala dari-Mu, sehingga Kami termasuk orang-orang yang Engkau ampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Posting Komentar untuk " 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan - Khutbah Jum'at"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.