Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Qawaid Qur'aniyah Kaidah Ke 9 - Laki Laki Tidak Sama Seperti Perempuan


Laki Laki Tidak Sama Seperti Perempuan

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَ لَيۡسَ الذَّكَرُ كَالۡاُنۡثٰى‌‌ۚ

“Dan laki-laki tidak sama dengan perempuan.” (QS. Ali Imran: 36)

Konteks ayat diatas berkenaan dengan kisah Imran bersama putrinya, Maryam Alaihassalam. Allah ta’ala berfirman:

اِذۡ قَالَتِ امۡرَاَتُ عِمۡرٰنَ رَبِّ اِنِّىۡ نَذَرۡتُ لَـكَ مَا فِىۡ بَطۡنِىۡ مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلۡ مِنِّىۡ ۚ اِنَّكَ اَنۡتَ السَّمِيۡعُ الۡعَلِيۡمُ‌

فَلَمَّا وَضَعَتۡهَا قَالَتۡ رَبِّ اِنِّىۡ وَضَعۡتُهَاۤ اُنۡثٰىؕ وَاللّٰهُ اَعۡلَمُ بِمَا وَضَعَتۡؕ وَ لَيۡسَ الذَّكَرُ كَالۡاُنۡثٰى‌‌ۚ وَاِنِّىۡ سَمَّيۡتُهَا مَرۡيَمَ وَاِنِّىۡۤ اُعِيۡذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيۡطٰنِ الرَّجِيۡمِ

“(Ingatlah), ketika istri Imran berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Maka ketika melahirkannya, dia berkata, "Ya Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan." Padahal Allah lebih tahu apa yang dia lahirkan, dan laki-laki tidak sama dengan perempuan. "Dan aku memberinya nama Maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari (gangguan) setan yang terkutuk." (QS. Ali Imran 35-36)

Suatu ketika, Istri Imran bernadzar agar anaknya yang masih dikandungan kelak dapat menjadi pelayan Baitul Maqdis. Maka ketika ia melahirkan anak perempuan yakni Maryam, Ia berkata, “Dan anak laki-laki tidak seperti anak perempuan”. Hal ini dilontarkan karena terkait kemampuan dan kekuatan laki-laki dalam memberikan pelayanan kepada Baitul Maqdis, serta kesanggupan memikul beban-bebannya. Tentu saja laki-laki lebih kuat dibanding perempuan.

Al Qur’an telah menjelaskan perbedaan tingkatan jenis laki-laki dan peremuan dalam banyak ayat diantaranya yaitu:

a.      Laki-Laki Adalah Pemimpin Bagi Wanita

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ ۗ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗوَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ ۚ فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا

“Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar.” (QS. An Nisa’: 34)

b.      Laki-Laki Diatas Wanita Beberapa Derajat

Allah ta’ala berfirman:

وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ

“Dan bagi laki-laki atas mereka beberapa derajat.” (QS. Al Baqarah: 228)

c.    Perihal Persaksian

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَاسۡتَشۡهِدُوۡا شَهِيۡدَيۡنِ مِنۡ رِّجَالِكُمۡ‌ۚ فَاِنۡ لَّمۡ يَكُوۡنَا رَجُلَيۡنِ فَرَجُلٌ وَّامۡرَاَتٰنِ مِمَّنۡ تَرۡضَوۡنَ مِنَ الشُّهَدَآءِ اَنۡ تَضِلَّ اِحۡدٰٮهُمَا فَتُذَكِّرَ اِحۡدٰٮهُمَا الۡاُخۡرٰى‌ؕ

“Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada (saksi) dua orang laki-laki, maka (boleh) seorang laki-laki dan dua orang perempuan di antara orang-orang yang kamu sukai dari para saksi (yang ada), agar jika yang seorang lupa, maka yang seorang lagi mengingatkannya.” (QS. Al Baqarah: 282)

d.      Anak Laki-Laki Lebih Kuat Dibanding Anak-Anak Perempuan

Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan bahwa anak perempuan dibesarkan dengan perhiasan dan itu menandakan sebagai ciptaan Allah yang lemah. Sebagaimana dalam firman-Nya:

اَوَمَنْ يُّنَشَّؤُا فِى الْحِلْيَةِ وَهُوَ فِى الْخِصَامِ غَيْرُ مُبِيْنٍ

“Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan sebagai perhiasan sedang dia tidak mampu memberi alasan yang tegas dan jelas dalam pertengkaran.” (QS. Az Zukhruf: 18)

Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan laki-laki dan perempuan dengan kekuatan dan kelebihan masing dan Allah lebih mengetahui hikmah dan maslahatnya dan juga lebih mengetahui kadar perbedaan secara mendetil diantara makhluk-makhluk-Nya.

Oleh sebab itulah seorang seorang mukmin menyadari akan pentingnya kaidah ini bagi dirinya dalam berbagai kondisi dan keadaan, yaitu bahwa syariat tidak mungkin memisahkan dua hal yang sama dan tidak mungkin menghimpun dua hal yang bertentangan. Seorang mukmin atau mukminah sejati tidak melampaui batasan-baatasan syariat hanya dengan berbasis analisa akalnya yang pendek dan terbatas, namun seharusnya mengetahui hikmah dan tujuan dibalik perhimpunan atau perbedaan ini.

Siapa saja yang beranggapan bahwa laki-laki dan perempuan adalah sama, maka tentu pandangannya keliru serta menyalahi dalil Al Qur’an dan Hadist.

Janganlah seorang wanita beranggapan bahwa dalam hal ini terdapat unsur pengurangan kehormatan dan kemuliaan dirinya, bahkan jika ditelisik dengan baik akan di dapati bahwa di balik ini terdapat penyucian bagi diri wanita agar ia melakoni pekerjaan utamanya dalam mendidik dan menetap dirumahnya daripada harus sibuk di luar rumahnya dengan bisnis, karir dan yang lainnya.

Sesungguhnya isu persamaan pria dan wanita (emansipasi wanita) adalah perkara yang menghancurkan.

-          Davison, ketua gerakan feminimisme internasional, mengatakan, "Ada beberapa wanita yang menghancurkan kehidupan rumah tangga mereka karena bersikukuh menuntut persamaan dengan laki-laki. Sesungguhnya laki-laki adalah tuan yang harus ditaati. Seorang wanita harus hidup dalam rumah suaminya, dan melupakan semua pemikirannya terkait persamaan hak."

-          Helen Andlin, seorang pakar parenting keluarga bangsa Amerika, mengatakan, "Sesungguhnya pemikiran persamaan hak antara laki-laki dan wanita adalah tidak ilmiah atau tidak logis. Pemikiran tersebut hanya memberikan mudarat yang mendalam terhadap wanita, keluarga, dan masyarakat."

Seorang peneliti berkata, "Ada seorang laki-laki, atlet lari yang terkenal dari negara barat, berkenalan dengan seorang wanita yang juga menekuni olahraga lari. Atlet tersebut berniat untuk menikahi wanita ini. Dan dia pun mendapatkan keinginannya. Namun, tidak sampai dua bulan setelah mereka menikah, kehidupan rumah tangga mereka berakhir dengan perceraian. Atlet tersebut ditanya, 'Kenapa dia menceraikan istrinya secepat itu?' Dia menjawab, 'Saya telah menikahi seorang laki-laki, bukan wanita!' Dia mengucapkan itu sebagai sindiran terkait kekerasan latihan yang dilakukan dalam olahraga lari, sehingga wanita itu kehilangan kefeminimannya, sehingga fisiknya berubah menyerupai fisik laki-laki."

Maha benar Allah yang Mahaagung lagi Maha Mengetahui, sehingga berfirman, "Dan laki-laki tidak sama dengan perempuan." Adakah yang mau mengambil pelajaran!?

Wallahu a’lam, Semoga Bermanfaat, Baarokallahu fiikum…

(Ringkasan dengan beberapa penambahan dari kitab Qawaidu Qur’aniyyah. 50 Qaidah Qur’aniyyah fi Nafsi wal Hayat. Syekh DR. Umar bin Abdullah al Muqbil)

Ahmadi As-Sambasy

Cilacap, 17 September 2021

KabeL DakwaH
KabeL DakwaH Owner Gudang Software Al-Amanah

Posting Komentar untuk "Qawaid Qur'aniyah Kaidah Ke 9 - Laki Laki Tidak Sama Seperti Perempuan"