Pelajaran dari Kisah Dukuh Legetang - Khutbah Jum'at
عِبَادَ اللهِ،
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ
وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ
اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ
الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ
رَقِيبًا
وَقَالَ: يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
فَأِنّ أَصْدَقَ
الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله
عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ مُخَالَفَةٌ
لِلسُّنَّةِ، وَكُلَّ مُخَالَفَةٍ لِلسُّنَّةِ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةٍ فِي
النّارِ.
أَمَّا بَعْدُ:
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Alhamdulillah, segala puji syukur hanyalah
milik Allah Rabb semesta alam.
Berkat nikmat-Nya, rahmat-Nya, dan kuasa-Nya,
serta pertolongan dari-Nya, pada siang hari ini kita dimudahkan dan dianugerahi
kemampuan untuk melaksanakan salah satu kewajiban sebagai seorang muslim yaitu
menunaikan sholat jum’at secara berjama’ah.
Shalawat beriring salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada suri teladan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, untuk
keluarga beliau, para sahabat radhiyallahu anhum, tabi’in, tabi’ut tabi’in, dan
orang-orang yang selalu menjaga kemurnian Islam dan Imannya hingga hari akhir.
Jamaah shalat Jumat, Semoga Allah merahmati
kita semua.
Tak pernah henti2nya, khotib senantiasa
wasiatkan kepada diri kami pribadi, juga kepada jamaah sekalian dengan wasiat
yang sangat mulia. yaitu Marilah kita tingkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan
kita kepada Allah ‘azza wa Jalla dan Marilah kita pegang teguh
syariat-syariat-Nya.
Marilah tegakkan amar makruf nahi mungkar di
sekeliling kita, semampu kita. Mari tegakkan shalat wajib berjamaah lima waktu.
Mari tunaikan hak-hak dan kewajiban-kewajiban kita sebagai hamba Allah ‘azza
wajalla dengan sebaik-baiknya.
Tidak ada bekal yang dapat menyelamatkan kita
dari siksa api neraka kecuali dengan bekal iman dan takwa kepada Allah ‘azza
wajalla.
Jamaah shalat Jumat, Semoga Allah merahmati
kita semua.
Pada kesempatan kali ini kami ingin
menyampaikan sebuah tema terkait, Bahayanya Perilaku LGBT untuk kehidupan dunia
dan akhiratnya.
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah,
Hampir setiap tahun, kita selalu mendapatkan
berita tentang fakta terjadinya perilaku homoseksual. Baik itu yang berbentuk
peristiwa sodomi, peristiwa laki-laki suka dengan laki-laki atau disebut gay,
atau peristiwa perempuan suka dengan perempuan atau yang disebut lesbian, atau
juga peristiwa laki-laki yang berusaha mengganti identitas kelaminnya menjadi
perempuan, atau pun sebaliknya atau yang lebih kita kenal dengan sebuatan
transgender.
Masyarakat saat ini menyebutnya dengan istilah
LGBT. Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender.
Namun istilah yang viral untuk mewakili
istilah LGBT adalah homo atau homoseksual.
Dalam Islam, homoseksualitas atau LGBT secara
umum disebut dengan perilaku liwath.
Sedangkan secara spesifik, Liwath itu digunakan
untuk menyebut hubungan sejenis sesama laki-laki atau perilaku gay. Sementara
hubungan sejenis sesama perempuan atau perilaku lesbi maka ini disebut dengan
perilaku Sihaq.
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah,
Suri tauladan kita, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam sudah memberikan peringatan kepada umatnya, sebagaimana
diriwayatkan oleh imam At-Tirmidzi (No. 1457) dan Ibnu Majah (No. 2563), (yang
dishahihkan oleh al-Albani) didalam sebuah hadist:
إِنَّ أَخوَفَ
مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي عَمَلُ قَومِ لُوْطٍ
“Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan
menimpa umatku adalah perbuatan kaum Luth.”
Kami yakin, semua yang memiliki fitrah yang
lurus dan bersih, pasti berkeyakinan bahwa Perbuatan ini adalah perbuatan keji
dan mungkar, sebagaimana yang dilakukan oleh kaum nabi Luth. Sebagai hukuman
kepada mereka, Allah menimpakan azab yang sangat keras dan pedih dan
menghinakan bagi mereka, bahkan kisah terhinanya mereka akan terus
diulang-ulang dalam sejarah Al Qur’an sampai datangnya hari kiamat.
Jamaah shalat Jumat, Semoga Allah merahmati
kita semua.
Didalam Al Qur’an Secara jelas dan tegas,
Allah ‘azza wajalla telah menjelaskan keburukan dari perbuatan ini yaitu ketika
menceritakan kisah kaum nabi Luth dalam beberapa firman-Nya.
Di dalam surat al-A’raf: 80-81 Allah berfirman:
وَلُوطًا إِذْ
قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ
الْعَالَمِينَ (80)
“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada
kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia (Nabi Luth) berkata kepada kaumnya: ‘Mengapa
kamu mengerjakan perbuatan faahisyah (keji) itu, yang belum pernah dikerjakan
oleh seorang pun (di dunia ini) sebelum kalian?”
إِنَّكُمْ
لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ
مُسْرِفُونَ (81)
“Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk
melepaskan nafsu syahwatmu (kepada mereka), bukan kepada wanita, sungguh kalian
ini adalah kaum yang melampaui batas.”
Kemudian,
Di dalam surat al-Ankabut: 28-30, Allah berfirman,
وَلُوطًا إِذْ
قَالَ لِقَوْمِهِ إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ
أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ (28)
“Dan (ingatlah) ketika (Nabi) Luth berkata
kepada kaumnya: ‘Sesungguhnya kalian benar-benar mengerjakan perbuatan yang
amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun dari umat-umat sebelum
kalian’.”
أَئِنَّكُمْ
لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ وَتَقْطَعُونَ السَّبِيلَ وَتَأْتُونَ فِي نَادِيكُمُ
الْمُنْكَرَ فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَنْ قَالُوا ائْتِنَا بِعَذَابِ
اللَّهِ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ
(29)
“Apakah sungguh patut kalian mendatangi
laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuan
kalian? Maka jawaban (kaumnya Nabi Luth) justru mengatakan: ‘Datangkanlah
kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar’.”
قَالَ رَبِّ
انْصُرْنِي عَلَى الْقَوْمِ الْمُفْسِدِينَ
(30)
“maka, Nabi Luth pun berdoa: ‘Ya Rabbi ya
Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang telah berbuat
kerusakan itu’.”
Kaum muslimin Jamaah shalat Jumat, Semoga
Allah merahmati kita semua.
Cukuplah dengan ayat-ayat ini, seharusnya
sudah menyadarkan kita bahwa LGBT yang hari ini marak adalah fitnah yang akan
mendatangkan kerusakan di muka bumi.
Dan perlu kita ingat, bahwa kerusakan karena
perilaku LGBT begitu besar dan parah, bukan hanya penyakit yang didapat Ketika
didunia namun siksaan yang amat sangat pedih diakhirat juga akan di alaminya.
Lihatlah bagaimana akhir kehidupan kaum Nabi
Luth, Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan azab yang luar biasa besar disebabkan
perbuatan keji dan yang kotor ini, sebagaimana dalam firman-Nya dalam surat
al-Hijr: 73-74 Allah berfirman:
فَأَخَذَتْهُمُ
الصَّيْحَةُ مُشْرِقِينَ
“Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang
mengguntur, ketika matahari akan terbit.”
Mereka kaum Nabi Luth di adzab oleh Allah di
waktu subuh menjelang pagi hari, dalam keadaan mereka sedang tertidur setelah
dimalam harinya mereka melakukan perbuatan Sodom keji dan munkar.
فَجَعَلْنَا
عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ
“Lalu kami jadikan bagian atas kota itu
terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang sangat keras.”
Allah mengazab mereka yaitu pelaku dan
pendukung perbuatan LGBT dengan suara yang memecahkan gendang telinga. Kemudian
menjungkirbalikkan kota tempat tinggal mereka. Bahkan menghujani mereka dengan
batu-batu yang sangat keras dan panas.
Kaum muslimin Jamaah shalat Jumat, Semoga
Allah merahmati kita semua.
Mungkin ada diantara kita yang pernah
mendengar sebuah peristiwa yang terjadi dinegeri kita, desa yang hilang dalam
semalam. Kisah ini terjadi di sebuah desa yang terkenal dengan nama desa dukuh
Legetang Karangkobar Banjarnegara Jawa Tengah, sebelah utara gunung dieng.
Peristiwa ini terjadi tanggal 16/17-4- tahun 1955.
Dahulu Masyarakat didesa ini pada umumnya
adalah ahli maksiat dan bukan ahli bersyukur. Perjudian didesa itu merajalela, begitu
pula minum-minuman keras, hampir setiap malam mereka mengadakan pentas Lengger
(sebuah kesenian yang dibawakan oleh para penari perempuan, yang sering
berujung kepada perzinaan), ada yang berzina dengan sesama jenis, Bahkan ada anak
yang berzina dengan ibunya sendiri dan beragam kemaksiatan lain yang sudah
sedemikian parahnya di dukuh Legetang.
Pada suatu malam turun hujan yang lebat dan
masyarakat dukuh Legetang Ketika itu sedang tenggelam dalam kemaksiatan.
kemudian Tengah malam hujan pun reda. Namun tiba-tiba terdengar dentuman suara
yang sangat keras, seperti suara benda yang teramat berat jatuh dari atas
langit. Maka kemudian pada pagi harinya, masyarakat yang tinggal disekitar
dukuh Legetang itu, penasaran dengan suara amat keras yang mereka dengar,
mereka pun keluar dan pagi harinya mereka menyaksikan bahwa Gunung
Pengamun-amun yang berada tidak jauh dari dukuh legetang itu sudah terbelah (sudah
tompal bagian atasnya), dan belahannya itu ditimbunkan ke dukuh Legetang. Dukuh
Legetang yang tadinya berupa lembah itu, bukan hanya rata dengan tanah, tetapi
menjadi sebuah gundukan tanah baru menyerupai bukit. Seluruh penduduknya mati,
kalau sekarang kita lihat di tugu yang tertancap diatas tanah dukuh legetang,
tertulis sekitar 332 orang penduduk asli dan 19 orang tamu dari desa lain. Maka
Gegerlah seluruh penduduk di kawasan dieng Ketika itu…
Mereka meihat kejadian yang di luar nalar
mereka, karena Seandainya gunung
Pengamun-amun hanya sekedar longsor, maka longsoran itu hanya akan menimpa
dibawahnya. Akan tetapi kejadian ini bukan longsornya gunung. Antara dukuh
Legetang dan gunung Pengamun-amun terdapat sungai dan jurang, yang sampai
sekarang masih ada. Jadi kesimpulannya, potongan gunung itu terpotong bagian
atasnya, terangkat dan jatuh menimpa dukuh Legetang. Pertanyaannya Siapa yang
mampu mengangkat separo gunung itu kalau bukan Allah subhanahu wa ta’ala.
Cukuplah kisah ini menjadi pelajaran untuk kita semua jika kita termasuk orang2
yang berakal.
Kaum muslimin Jamaah shalat Jumat, Semoga
Allah merahmati kita semua.
Secara tegas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam juga telah menyampaikan hukuman yang akan didapatkan bagi para pelaku
LGBT, ada dua hukuman yang beliau sampaikan dalam haditsnya.
Hukuman pertama, orang yang melakukan perbuatan ini akan
mendapatkan laknat (dijauhkan dari rahmat Allah ta'ala dan akan dijauhkan dari
kebaikan-kebaikan serta akan mendapatkan adzab). Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan
dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,
لَعَنَ اللَّهُ
مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ، لَعَنَ اللَّهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ
لُوطٍ، ثَلاثًا
“Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan
homoseksual (seperti kaum Luth), Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan
homoseksual (seperti kaum Luth), 3 kali.” (HR. Ahmad No. 2915)
Hukuman kedua, pelaku dan objeknya hukumannya adalah
dibunuh.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ
وَجَدْتُمُوهُ يَعْمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ
وَالْمَفْعُولَ بِهِ
“Barang siapa menjumpai orang yang melakukan
perbuatan homo seperti kelakuannya kaum Luth maka bunuhlah pelaku dan
objeknya!” (HR. At-Tirmidzi No. 1456; HR. Abu Daud No. 4462, dan disahihkan
al-Albani).
Para ulama berbeda pendapat tentang cara
membunuhnya. Sebagian berpendapat ia dibunuh dengan cara dibakar. Sebagian lain
berpendapat dengan dilempar dari atas dengan batu yang keras sampai mati dan
ini disaksikan oleh khalayak ramai.
Pada intinya, hukuman itu menunjukkan bahwa
perilaku LGBT adalah perbuatan yang hukuman dan dampak kerusakannya sangat
dahsyat.
أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ
مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
الحمدُ للهِ الَّذِي
أكمَلَ لنَا الدِّينَ، وأتمَّ علينَا النِّعمةَ، وجعلَ أمتنَا خيرَ أُمَّةٍ، وبعثَ
فينَا رسولًا يتلوْ علينَا آياتِه ويُزكِّينَا ويُعلِّمُنَا الكتابَ والحِكمةَ
أمَّا
بعدُ:
أَيُّهَا
المُؤْمِنُوْنَ: اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Setelah mengetahui keburukan dan hukuman bagi
LBGT, tentu yang menjadi PR bersama adalah upaya umat Islam untuk memperkuat
sistem imun dan iman serta menyatukan langkah untuk memerangi dan menyadarkan paham
perilaku buruk dari LGBT.
Di dalam ayat-ayat yang menceritakan tentang
kaum Nabi Luth, Allah ‘azza wajalla sudah memberikan solusi bagaimana
menguatkan sistem iman pribadi muslim dalam mengantispasi bahaya fitnah LGBT
ini.
LANGKAH PERTAMA: membangun kesadaran umat
Umat islam harus sadar, bahwa perbuatan LGBT
adalah kemaksiatan besar yang akan mengundang bencana dan murka Allah. Bahkan
perbuatan ini menyalahi fitrah manusia. Secara naluri dan akal tidak bisa
diterima. Bahkan Orang-orang non-Muslim yang normal sekalipun, mereka menolak
keras terhadap perbuatan ini. Karena, perbuatan ini terbukti melahirkan
kerusakan moral dan menimbulkan wabah-wabah penyakit yang berbahaya.
LANGKAH KEDUA: melakukan amar makruf nahi
munkar.
Melihat kaumnya melakukan perbuatan yang
sangat buruk dan keji tersebut, nabi Luth ‘alaihissalam tidak tinggal diam.
Beliau melakukan dakwah secara masif; menegakkan amar makruf nahi mungkar;
meluruskan kesalahan konsep; dan melawan syubhat yang dihembuskan oleh para
pelaku ataupun pendukung homoseksual dengan argumentasi yang kuat.
Hinaan, celaan dilontarkan kepada Nabi Luth Ketika
itu. Bahkan beliau bersama pengikutnya dituduh sebagai orang-orang yang sok
suci. Bahkan nabi Luth dan para sahabatnya diancam akan diusir dari daerahnya
jika tidak menghentikan dakwah dan amar makruf nahi munkarnya.
Perjuangan nabi Luth ‘alihissalam ini menjadi
hujjah bagi beliau dan pengikutnya di hadapan Allah ‘azza wajalla. Sehingga
ketika mereka semakin marak dan bobrok dengan perbuatan tersebut, Allah
menurunkan azabnya yang amat keras dan menyelamatkan nabi Luth beserta
pengikutnya.
Dakwah dan amar makruf nahi munkar menjadi
jalan keselamatan agar selamat dari murka dan azab Allah.
Jikalau hari ini tidak ada orang yang
berbicara tegas mengenai kesesatan paham dan perilaku LGBT, maka sungguh murka Allah
akan semakin dekat.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
LANGKAH KETIGA: menguatkan sistem imun dan
iman dalam keluarga agar keimanan semua anggota keluarga semakin kuat.
Keluarga adalah ruang perlindungan yang paling
menentukan. Baiknya kondisi keluarga akan memberikan manfaat secara luas.
Sebaliknya, buruknya kondisi keluarga akan memberikan dampak buruk secara luas.
Secara penelitian para psikolog, di antara
timbulnya paham dan perilaku LGBT bermula dari suatu keluarga. Tentu dari
keluarga yang minim ilmu dan minim iman.
Allah ‘azza wajalla telah memperingatkan kita
dengan firman-Nya di dalam surat at-Tahrim: 6.
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Wahai orang–orang yang beriman, jagalah diri
dan keluarga kalian dari siksa neraka.”
Di dalam tafsir Ibnu Katsir, terkait ayat ini
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma menjelaskan,
“Lakukanlah ketaatan kepada Allah dan jagalah
dirimu dari kemaksiatan-kemaksiatan kepada Allah, perintahkan keluargamu dengan
memperbanyak mengingat Allah, niscaya Allah ‘azza wajalla akan menyelamatkan
dari siksa neraka.”
LANGKAH KEEMPAT: selalu meminta pertolongan
kepada Allah dan selalu bertobat kepada-Nya.
Tidak ada daya dan upaya kecuali karena kuasa
Allah ‘azza wajalla. Hanya Dia yang mampu membolak-balikkan hati manusia.
Terkhusus bagi yang sudah terkena fitnah LGBT ini.
Ia harus segera tobat dengan sebenar-benarnya
tobat sebelum azab dan murka Allah datang.
Selain itu, juga berusaha memberikan
alternatif solusi bagi umat. Di antaranya memberikan pendidikan yang maksimal
terkhusus dalam masalah seksual, saling tolong menolong dan tidak mempersulit dalam
urusan pernikahan kaum dengan kaum hawa.
LANGKAH KELIMA: membangun dan membina
komunitas yang bertaqwa dan taat agama.
Faktor yang paling memengaruhi tersebarnya
virus LGBT ini adalah lingkungan atau komunitas yang buruk.
Sebagaimana kisahnya istrinya Nabi Luth,
karena terpengaruh dengan lingkungan yang rusak maka iapun termasuk yang
terkena azab.
Apalagi hari ini. Para pengusung LGBT, mereka menggunakan
berbagai media yang ada untuk menyebarkan paham ini dan mencari tambahan
pengikut. Dan paling massif adalah melalui sosial media, baik WA, Twitter,
Instagram, Youtube, Facebook, dan lain sebagainya.
Tanpa komunitas, banyak individu-individu yang
akan menjadi sasaran empuk para pengusung LGBT. Ibarat domba yang sendirian
akan mudah diterkam serigala yang kelaparan.
Semakin viralnya virus LGBT, harus membuat
kita semakin sadar bahwa dakwah dan amar makruf nahi munkar kita belum
maksimal. Harus ada peningkatan semangat, kualitas, dan efektivitas dalam
menegakkan syariat Islam di muka bumi ini.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Inilah diantara Upaya-upaya menjauhkan keluarga
dan anak2 kita dari bahaya LGBT yang harus kita tempuh sebagai ma’dzirah dan
hujjah di hadapan Allah.
Semoga kita semua dan anak keturunan kita
selalu dalam lindungan Allah ‘azza wajalla dari faham, perilaku dan penyakit
LGBT yang sangat berbahaya ini.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُا تَسْلِيمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدّعَوَاتِ.
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا
وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا
اجْتِنَابَهُ
اللَّهُمَّ لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا
بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ
الْوَهَّابُ
اللَّهُمَّ إِنِّا نَسْأَلُكَ
فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ
رَبَّنَا لاَ تَجْعَلْنَا فِتْنَةً
لِّلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب
العالمين
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ
يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ
فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
أقيموا الصلاة...
Posting Komentar untuk "Pelajaran dari Kisah Dukuh Legetang - Khutbah Jum'at"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.