Hukum Mencela atau Mencaci Maki ANGIN ?
Tanya:
Bagaimanakah Hukum seorang mencela atau mencaci maki Angin ?
Jawab:
Didalam sebuah hadits disebutkan:
عن أبي بن كعب
رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: " لا تسبوا الريح فإذا
رأيتم ما تكرهون فقولوا: اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ
الرِّيْحِ وَخَيْرِ مَا فِيْهَا ، وَخَيْرِ مَا أُمِرَتْ بِهِ ، وَنَعُوْذُ بِكَ
مِنْ شَرِّ هَذِهِ الرِّيْحِ وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُمِرَتْ بِهِ "
Dari Ubay bin Ka’ab radliyallaahu ‘anhu (ia
berkata) bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Janganlah kalian mencaci-maki angin. Apabila kalian melihat apa-apa yang
kalian benci dari angin itu, maka ucapkanlah: Allaahumma innaa nas-aluka min
khairi hadzihir-riihi wa khairi maa fiihaa, wa khairi maa umirat bihi, wa
na’uudzubika min syarri hadzihir-riihi wa syarri maa fiihaa wa syarri maa
umirat bihi ( = Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu atas kebaikan
angin ini dan kebaikan apa-apa yang ada padanya dan kebaikan apa-apa yang
diperintahkan melaluinya. (Ya Allah), kami berlindung kepada-Mu dari kejelekan
angin ini dan kejelekan apa-apa yang ada padanya, dan kejelekan apa-apa yang
diperintahkan melaluinya)”. (HR. Tirmidzi no. 2257 dan Ahmad 5/123; shahih
dengan jalan-jalannya dan syawahid-nya)
Larangan mencaci-maki angin sebagaimana hadits
di atas disebabkan karena angin itu ada dan bergerak atas perintah Allah ta’ala,
dan ia merupakan ciptaan-Nya. Dia-lah yang menciptakan dan memerintahkannya,
sehingga mencacinya termasuk mencaci Allah ta’ala, Penggerak dan Penciptanya.
Perbuatan itu tidak dilakukan kecuali oleh orang-orang yang bodoh (ahlul-jahl)
terhadap Allah, tentang agamanya, dan tentang apa yang disyari’atkan kepada
hamba-Nya.
Maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam
melarang orang-orang yang beriman (ahlul-iman) terhadap apa-apa yang dikatakan
oleh orang-orang bodoh dan orang-orang yang kering dari pengetahuan. Dan beliau
shallallaahu ‘alaihi wasallam telah memberikan petunjuk kepada apa-apa yang
harus dilakukan oleh mereka ketika angin sedang bertiup:
فإذا رأيتم ما
تكرهون فقولوا: اللهم إنا نسألك من خير هذه الريح وخير ما فيها ، وخير ما أمرت به
“Apabila kalian melihat apa-apa yang kalian
benci dari angin itu, maka ucapkanlah: Ya Allah, sesungguhnya kami memohon
kepada-Mu atas kebaikan angin ini dan kebaikan apa-apa yang ada padanya dan
kebaikan apa-apa yang diperintahkan melaluinya”. Maksudnya: Jika kamu melihat
sesuatu yang tidak kamu senangi dari angin yang sedang bertiup, maka kembalilah
kepada Rabb-mu dengan mentauhidkan-Nya dan bacalah:
اَللَّهُمَّ
إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ الرِّيْحِ وَخَيْرِ مَا فِيْهَا ، وَخَيْرِ
مَا أُمِرَتْ بِهِ ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذِهِ الرِّيْحِ وَشَرِّ مَا
فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُمِرَتْ بِهِ
(yaitu doa dalam hadits di atas)
Dengan demikian, doa ini merupakan ibadah
kepada Allah dan merupakan bentuk dari ketaatan kepada-Nya dan kepada
Rasul-Nya. Juga permohonan penolakan dari keburukan yang datang kepadanya dan
harapan kepada karunia dan nikmat-Nya. Inilah kondisi ahli tauhid dan iman.
Lain halnya dengan keadaan orang-orang fasik dan ahli maksiat yang tidak
diberikan kenikmatan tauhid yang merupakat hakikat keimanan.
Wallaahu a’lam
(Fathul-Majiid fii Syarhi Kitaabit-Tauhiid
oleh Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin ‘Abdil-Wahhab
rahimahullah – Al-Maktabah At-Taufiqiyyah Mesir, tanpa tahun)
Penulis: Abul Jauzaa'
(Alumnus IPB & UGM)
Editor: Ahmadi As-Sambasy
Cilacap – Jawa Tengah
Posting Komentar untuk "Hukum Mencela atau Mencaci Maki ANGIN ?"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.