Tak Ada Yang Terlambat (Renungan)
Kita telah ditinggalkan oleh Rasulullah
shollallahu ‘alaihi wa sallam.
Kita juga telah ditinggal oleh para Sahabat
radhiyallahu ‘anhum.
Dan kita juga telah ditinggal oleh hamba-hamba
yang mengikuti mereka dengan baik.
Dan sampai detik ini sudah banyak sekali ulama
serta orang-orang sholeh yang dipanggil oleh Allah ta’ala. Mereka pun
meninggalkan kita. Rupanya mereka meninggalkan kita dalam keadaan bodoh yang
tak tau apa-apa.
Tentu bukan karena mereka yang tidak mengajari
kita, namun kebodohan ini terjadi karena kita tidak mengambil dengan baik apa
yang telah mereka berikan dan apa yang telah mereka ajarkan. Bahkan terkadang kita
malah terlalu sibuk untuk mencari harta benda untuk kesenangan belaka.
Apakah kita tidak menginginkan, jika suatu
saat nanti, kita memiliki keturunan yang dapat menjadi sosok ulama besar yang akan merubah kehidupan
di zaman fitnah ini. Tentu ingin bukan ?
Namun, bukankah anak yang hebat lahir dari
rahim orang tua yang hebat juga?
Benar, bahwa orang tua memiliki pengaruh besar
bagi agama anaknya. Bukankah Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ مَوْلُودٍ
إِلاَّ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ
أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Tiada seorangpun yang dilahirkan kecuali
dilahirkan pada fithrah (Islam)nya. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya
Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR. Bukhari
dalam Kitabul Jana`iz no. 1358, 1359, 1385 dan Muslim dalam Kitabul
Qadar no. 2658)
Apakah mungkin kita akan melahirkan sosok
ulama besar nantinya jika kita hanya begini-begini saja tidak ada perubahan?
Mulai saat ini kita harus tetap optimis dan yakin
bahwa Allah subhanahu wa ta’ala akan memberikan kemudahan dan pertolongan bagi
hamba-Nya yang ikhlas menuntut ilmu agama supaya dapat memberikan kebaikan, baik itu
untuk diri sendiri, keturunan, maupun untuk orang lain.
Meskipun kita tahu, bahwa Ilmu Allah itu luas.
Namun kita tetap harus istiqamah menjalani proses belajar itu supaya mendapatkan
ilmu itu dengan baik. Karena Ilmu Allah adalah cahaya bagi kehidupan umat
manusia.
Mungkin diusia kita sekarang yang masih muda, sangat enak rasanya
jika digunakan untuk menikmati kehidupan ini dengan senang-senang dan
foya-foya.
Tapi, apakah kita rela bersenang-senang
sebentar namun kemudian sedih dalam waktu yang lama?
Apakah kita rela bersenang-senang sebentar
didunia namun diakhirat sengsara dalam waktu yang lama?
Tentu kita tidak ingin menjadi hamba yang
merugi ketika diakhirat-Nya.
Ingatlah, bahwa Allah subhanahu wa ta’ala
telah berfirman:
وَمَا الْحَيَاةُ
الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ
يَتَّقُونَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Artinya: “Dan kehidupan dunia ini hanyalah
permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik
bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu berfikir.?” (QS. Al An’am: 32)
Kita semua tau kalau dunia ini hanya tempat
singgah. Dan kita tidak akan tinggal selamanya di dunia yang fana ini.
Allah menciptakan dunia untuk kita agar
menggunakannya untuk beribadah dan mempersiapkan bekal yang sebanyak-banyaknya,
bukan menciptakan kita untuk bersenang-senang dan berfoya-foya di dunia ini.
Semangatlah untuk menuntut ilmu Agama! Karena dengan ilmu agama, engkau akan kenal Allah, kenal Rasulullah dan mengenal agama islam dengan baik.
Pelajarilah warisan Para Nabi agar kita menjadi hamba yang selamat.
Yakinlah bahwa hidayah dan pertolongan Allah
itu dekat!
Dan tidak ada kata terlambat untuk menjadi
hamba yang selamat.
Sekali lagi, tidak ada kata terlambat untuk
menjadi hamba yang selamat.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَسَارِعُوا إِلَى
مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ
أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Artinya: “Dan bersegeralah kamu mencari
ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi
yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133)
Selama nyawa belum sampai kerongkongan, Tak
ada kata terlambat untuk menjadi hamba yang selamat.
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
إنَّ الله يَقْبَلُ
توبةَ العبد ما لم يُغَرْغِرْ
“Sesungguhnya
Allah menerima taubat seorang hamba selama nyawanya belum sampai kerongkongan.”
(Maktabah Syamilah, Musnad Ahmad hadist no. 15499)
Raihlah keselamatan !
Keselamatan bagi diri-diri kita, bagi keluarga kita,
dan bagi orang-orang yang kita cintai. Sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ
وَالْحِجَارَةُ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu." (QS. At Tahrim: 6)
Jaga dan selamatkanlah diri-diri kita dan
keluarga kita dari siksa panasnya api neraka.
Akhirnya, tiada permohonan yang pantas kecuali
meniru apa yang telah diucapkan oleh orang-orang shalih kepada Rabb mereka
dalam do’anya. Sebagaimana do’a mereka yang diabadikan dalam firman Allah
subhanahu wa ta’ala:
وَالَّذِينَ
يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ
أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Dan orang-orang yang berkata: ‘Ya Rabb kami,
anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami sebagai imam bagi orang-orang yang
bertakwa.” (QS. Al Furqan: 74)
قَالَ رَبِّ اغْفِرْ
لِي وَلِأَخِي وَأَدْخِلْنَا فِي رَحْمَتِكَ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
Artinya: “Dia (Musa) berdoa, “Ya Tuhanku,
ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan
Engkau adalah Maha Penyayang dari semua penyayang”.” (QS. Al A’raf: 151)
Semoga bermanfaat. Baarokallahu fiikum
Ahmadi As-Sambasy
Posting Komentar untuk "Tak Ada Yang Terlambat (Renungan)"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.