Riya’ Terselubung – Penyakit Hati yang Berbahaya
![]() |
Kabeldakwah.com |
Riya’ Terselubung
Syaitan tidak berhenti
berusaha menjadikan amalan anak Adam tidak bernilai di sisi Allah. Diantara
cara jitu syaitan adalah menjerumuskan anak Adam dalam berbagai model riyaa’.
Sehingga sebagian orang
“KREATIF” dalam melakukan riyaa’, yaitu riyaa’ yang sangat halus dan
terselubung.
Diantara contoh kreatif riyaa’ tersebut adalah:
Seseorang menceritakan
keburukan orang lain, seperti pelitnya orang lain, atau malas sholat
malamnya, tidak rajin menuntut ilmu, dengan maksud agar para pendengar paham
bahwasanya ia tidaklah demikian. Ia adalah seorang yang dermawan, rajin sholat
malam, dan rajin menuntut ilmu. Secara tersirat ia ingin para pendengar
mengetahui akan amal ibadahnya.
Model yang pertama ini
adalah model riya’ terselubung yang terburuk, dimana ia telah terjerumus dalam
dua dosa, yaitu mengghibahi saudaranya dan riyaa’, dan keduanya merupakan dosa
besar. Selain itu ia telah menjadikan saudaranya yang ia ghibahi menjadi korban
demi memamerkan amalan sholehnya.
Seseorang menceritakan
nikmat dan karunia yang banyak yang telah Allah berikan kepadanya, akan tetapi dengan
maksud agar para pendengar paham bahwa ia adalah seorang yang sholeh, karenanya
ia berhak untuk dimuliakan oleh Allah dengan memberikan banyak karunia
kepadanya.
Memuji gurunya dengan
pujian setinggi langit agar ia juga terkena imbas pujian tersebut, karena ia
adalah murid sang guru yang ia puji setinggi langit tersebut. Pada hakikatnya
ia sedang berusaha untuk memuji dirinya sendiri, bahkan terkadang ia memuji
secara langsung tanpa ia sadari.
Seperti ia mengatakan,
“Syaikh Fulan / Ustadz Fulan…luar biasa ilmunya…, sangat tinggi ilmunya
mengalahkan syaikh-syaikh/ustadz-ustadz yang lain. Alhamdulillah saya telah
menimba ilmunya tersebut selama sekian tahun…”.
Merendahkan diri tapi
dalam rangka untuk riyaa’, agar dipuji bahwasanya ia adalah seorang yang low
profile. Inilah yang disebut dengan “Merendahkan diri demi meninggikan mutu”.
Menyatakan kegembiraan
akan keberhasilan dakwah, seperti banyaknya orang yang menghadiri pengajian, atau
banyaknya orang yang mendapatkan hidayah dan sadar, akan tetapi dengan niat
untuk menunjukkan bahwasanya keberhasilan tersebut karena kepintaran dia dalam
berdakwah.
Ia menyebutkan bahwasanya orang-orang yang
menyelisihinya mendapatkan musibah. Ia ingin menjelaskan bahwasanya ia adalah
seorang wali Allah yang barang siapa yang mengganggunya akan disiksa atau
diadzab oleh Allah.
Ini adalah bentuk
tazkiyah (merekomendasi) diri sendiri yang terselubung.
Ia menunjukkan dan
memamerkan kedekatannya terhadap para dai/ustadz, seakan-akan bahwa dengan
dekatnya dia dengan para ustadz menunjukkan ia adalah orang yang sholeh dan
disenangi para ustadz.
Padahal kemuliaan di sisi
Allah bukan diukur dari dekatnya seseorang terhadap ustadz atau syaikh, akan
tetapi dari ketakwaan. Ternyata kedekatan terhadap ustadz juga bisa menjadi
ajang pamer dan persaingan.
Seseorang yang
berpoligami lalu ia memamerkan poligaminya tersebut. Jika ia berkenalan dengan orang
lain, serta merta ia sebutkan bahwasanya istrinya ada 2 atau 3 atau 4. Ia
berdalih ingin menyiarkan sunnah, akan tetapi ternyata dalam hatinya ingin
pamer. Poligami merupakan ibadah, maka memamerkan ibadah juga termasuk dalam
riyaa’.
Para pembaca yang budiman, ini sebagian bentuk
riyaa’ terselubung, semoga Allah melindungi kita dari terjerumus dalam
bentuk-bentuk riyaa’ terselubung tersebut. Tidak perlu kita menuduh orang
terjerumus dalam riyaa’ akan tetapi tujuan kita adalah untuk mengoreksi diri
sendiri.
Para pembaca yang budiman, Terdapat sebuah hadits yang
bisa menjadi renungan bagi kita,
عَنْ
مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ «إِنَّ
أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ». قَالُوا وَمَا
الشِّرْكُ الأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ «الرِّيَاءُ يَقُولُ اللَّهُ
عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جُزِىَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ
اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِى الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ
تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً»
Diriwayatkan dari Mahmud
bin Labid, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya
yang paling kukhawatirkan akan menimpa kalian adalah syirik ashgor.” Para
sahabat bertanya, “Apa itu syirik ashgor, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda,
“(Syirik ashgor adalah) riya’. Allah Ta’ala berkata pada mereka yang berbuat
riya’ pada hari kiamat ketika manusia mendapat balasan atas amalan mereka:
‘Pergilah kalian pada orang yang kalian tujukan perbuatan riya’ di dunia. Lalu
lihatlah apakah kalian mendapatkan balasan dari mereka?’ (HR. Ahmad 5: 429.
Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Hanya kepada Allah-lah
tempat meminta hidayah dan taufiiq.
Oleh: Ust. Dr. Firanda
Andirja, Lc. M.A.
Posting Komentar untuk "Riya’ Terselubung – Penyakit Hati yang Berbahaya"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.