Proses Belajar Anak Usia 0 Sampai 12 Tahun Berdasarkan Karakteristik Perkembangannya
Proses Belajar Anak Usia 0 Sampai 12 Tahun Berdasarkan
Karakteristik Perkembangannya
ABSTRAK
Anak merupakan individu
yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan, keduanya terjadi secara
bertahap. Pembagian kelompok usia anak menjadi: 0 sampai 6 tahun masa anak usia
dini, 7 sampai tahun 12 masa sekolah dasar. Pembelajaran pada anak usia dini
befokus pada memerankan perasaan dan nurani, belajar sambil bermain, belajar
melaui komunikasi dan interaksi sosial, belajar melaui lingkungan serta belajar
memunuhi hasrat dan kebutuhannya. Sedangkan pada usia sekolah dasar anak mulai
berfikir secara logis dan konkret namun mereka belum mampu berfikir secara
abstrak dikarenaka penalarannya masi terbatas. Mereka hanya mampu menyelesaikan
persoalan yang menyakut dengan objek kongkret yang dapat dirasakan oleh panca
indera.
Kata Kunci: Proses
Belajar; Anak dan Karakteristik Perkembangan.
ABSTRACT
Children are individuals who are experiencing
growth and development, both of which occur gradually. Division of children's
age groups into: 0 to 6 years of early childhood, 7 to 12 years of primary
school. Learning in early childhood focuses on acting out feelings and
conscience, learning while playing, learning through communication and social
interaction, learning through the environment and learning to fulfill their
desires and needs. Meanwhile, at primary school age children begin to think
logically and concretely, but they are not yet able to think abstractly because
their reasoning is still limited. They are only able to solve acute problems
with concrete objects that can be felt by the five senses.
Keywords: Learning Process; Children and
Developmental Characteristics.
A.
PENDAHULUAN
Anak usia 0 sampai 12 tahun merupakan individu
yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat,
bahkan dikatakan sebagai pondasi awal perkembangan anak yang memiliki rentang
dan menentukan pada tahap selanjutnya. Hal ini dikarenakan pada masa tersebut seluruh aspek
perkembangan terjadi sangat luar biasa. Usia tersebut merupakan fase kehidupan
yang unik, yang berada pada proses perubahan berupa pertumbuhan, perkembangan,
pematangan hidup yang berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan.
Anak pada usia 0 sampai 12 tahun berada pada
jenjang pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar. Pada tahapan ini anak
merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik tersendiri
sesuai dengan tahapan usianya. Pada masa ini diperlukan stimulasi seluruh aspek
perkembangannya yang memiliki peran penting untuk tugas perkembangan
selanjutnya. Sel-sel yang berada pada tubuh anak tumbuh dan berkembang sangat
pesat, pertumbuhannya otak pun sedang mengalami perkembangan yang sangat luar
biasa, demikian pertumbuhan perkembang fisiknya.
Tahap awal perkembangan janin sangat penting
dalam perkembangan sel-sel otak, bahkan ada yang berpendapat bahwa saat lahir
jumlah sel otak tidak bertambah lagi. selanjutnya setelah lahir terjadi proses
eliminasi dari sel-sel saraf dan pembentukan hubungan antar sel. dalam hal ini
terdapat dua hal yang sangat penting dan diperhatikan dalam pembentukan
kecerdasan; yaitu makanan yang bergizi seimbang dan stimulasi yang positif dan
kondusif. Secara umum anak usia dini dapat dikelompokkan dalam usia (0-1) tahun,
(2-3) tahun, dan (4-6) tahun; dengan karakteristik masing-masing sebagai
berikut
Usia 0-1 tahun: usia ini
merupakan masa bayi, tetapi perkembangan fisik mengalami kecepatan yang sangat
luar biasa. berbagai karakteristik siswausia bayi dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Mempelajari
keterampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk, berdiri, dan
berjalan.
b) mempelajari
keterampilan menggunakan panca indra seperti melihat, mengamati, meraba, mendengar,
mencium, dan mengecap dengan memasukkan setiap benda ke mulutnya.
c) mempelajari komunikasi
sosial, Bayi yang baru lahir telah siap melaksnakan kontak sosial dengan
lingkungan. komunikasi responsif dari orang dewasa akan mendorong dan
memperluas respon verbal dan nonverbal bayi. berbagai kemampuan dan
keterampilan dasar tersebut merupakan model penting bagi siswauntuk menjalin
proses perkembangan selanjutnya.
Usia 2-3 tahun, Pada usia
ini terdapat beberapa kesamaan karakteristik dengan masa sebelumnya, yang
secara fisik masih mengalami pertumbuhan yang pesat. Beberapa karakteristik
Khusus anak usia 2- 3 tahun adalah sebagai berikut:
a) sangat aktif
mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Anan memiliki kekuatan
observasi yang tajam dan keinginan belajar yang luar biasa. Explorasi yang dilakukan
kan kan oleh anak terhadap benda adaapa saja yang ditemui merupakan proses
belajar yang sangat efektif. motivasi belajar pada anak usia tersebut menempati
grafik tertinggi dibanding sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari
lingkungan,
b) mulai mengembangkan
kemampuan berbahasa, diawali dengan berceloteh, kemudian satu dua kata dan yang
belum jelas maknanya. akan belajar dan berkomunikasi, pembicaraan orang lain
dan belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran,
c) mulai belajar
mengembangkan emosi, perkembangan emosi anak didasarkan pada bagaimana
lingkungan memperlakukannya.
Usia 4-6 tahun masa awal,
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) berkaitan dengan
perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan berbagai kegiatan. hal ini
bermanfaat untuk mengembangkan oto-otot kecil maupun besar, seperti memanjat,
melompat dan berlari.
b) perkembangan bahasa
juga semakin baik, anak sudah mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu
mengungkapkan pikiran dalam batasbatas tertentu, seperti meniru, mengulang
pembicaraan.
c) perkembangan kognitif
(daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu yang luar biasa
terhadap lingkungan sekitar. Hal itu terlihat dari seringnya anak menyakan
sesuatu yang dilihatnya.
d) bentuk permainan anak
masih bersifat individu, bukan permainan social, walaupun aktivitas bermain
dilakukan secara bersama-sama.
Usia 6-12 tahun masa
pendidikan dasar, jika berpedoman pada perkembangan anak maka pada tahapan
perkembangan anak maka, anak usia sekolah dasar dibagi menjadi 2 masa, yaitu
usia 6-9 tahun masa kanak-kanak awal dan usia 10-12 tahun masa kanak-kanak
akhir. Masa ini merupakan masa bermain bersama, ditandai anak sudah suka keluar
rumah dan mulai bergaul dengan teman sebayanya, Pada masa ini anak sudah
memiliki dan memilih teman untuk bergaul. Anak pada tahap usia ini memiliki
karakteristik senang bermain, bergerak, berkerja dalam kelompok, dan senang
merasakan sesuatu secara langsung. Menurut Harvigust perkembangan anak usia
sekolah dasar ini meliputi:
a) menguasai keterampilan
fisik yang digunakan dalam permainan dan aktivitas fisik,
b) membangun hidup sehat,
c) belajar bergaul dan
bekerja dalm kelompok,
d) belajar menjalankan
peranan social sesuai dengan jenis kelamin,
e) belajar membaca menulis,
dan menghitung agar mamou berpartisipasi dalm masyarakat,
f) memperoleh sejumlah
konsep yang diperlukan untuk berfikir efektif,
g) mengembangkan kata
hati, moral dan nilai-nilai dan
h) mencapai kemandirian
pribadi.
Pemahamana mengenai
karakteristik perkembangan anak berdasarkan usia diperlukan guru dapat memahami
anak secara mendalam mengenai factor yang menghabat dan medukung anak dalam
pembelajan. Sehingga guru dapat mengetahui:
a) harapan peserta didik,
b) memungkinkan bagi guru
untuk menyusun pedoman dalam skala dimensi tubuh berdasrkan usia, perkembangan
social dan emosionalnya,
c) mengevaluasi
kesesuaian perilaku dengan usia,
d) memberikan bimbingan
dan arahan yang tepat pada siswadan
e) mempersiapkan hal-hal
yang dibutuhkan dalm membimbing perkembangan sesuai dengan rencana yang
diharapkan.
Cara dan Kebiasaan Belajar
Anak
1) usia 0 sampai 6 tahun
Pada umumnya anak yang pada usia 0 samapi 6
tahun memandang segala sesuatu sebagai suatu kesatuan yang utuh sehinggan
pembelajarannya masih bergantung pada objek kongkret, lingkungan dan pengalaman
yang dialaminya. Berdasarkan hal tersebut cara dan kebiasaan belajar anak pada
tahap usia ini dapat diidentifikasi dan dianalisi sebagai berikut:
1. Belajar memerankan
perasaan dan hati nurani, perasaan dan hati nurani merupakan perilaku yang
kompleks yang tidak dipelajari, melainkan suatu pembawaan yang tampak pada
setiap orang.
2. Belajar sambil
bermain, setiap anak umumnya menyukai permainan dan bermain, melaui permaina
dan bermain mereka memperoleh pengalaman, baik yang menyenangkan maupun yang
tidak menyenangkan.
3. Belajar melalui
komunikasi, interaksi dan sosialisasi, pada masa ini anak mulai membentuk sikap
terhadap kelompok dan lembaga social, belajar bergaul dengan teman sebayanya.
4. Belajar dari
lingkungan, lingkungan membentuk cara belajar anak dengan memberikan stimulus
dan tantangan, kemudian anak mereaksi stimulus dan tantangan tersebut secara
bertahap, yang nantinya akan membentuk cara dan kebiasaan belajarnya.
5. Belajar memenuhi
hasrat dan kebutuhannya, hasrat dan kebutuhan anak usia dini sangat berpengaruh
terhadap perkembangannya, hasrat dan kebutuhan terdiri dari dua kelompok, yaitu
kebutuhan fisiologis-organis (makan dan minum) dan kebutuhan psikis ( kasih
sayang dan rasa aman).
Pada intinya, sebuah
informasi yang masuk dan mennetap dalam pikiran kita berdasarkan dua acara
yaitu: pertama, autosugesti yaitu sugesti yang kita tanamkan sendiri dan yang
kedua heterosugesti merupakan sugesti yang tertanam karena perkataan yang kita
percayaai dari orang lain. Autosugesti dan heterosugesti dipengaruhi oleh tiga
penyembab:
1) verbal programi yaitu
apa yang didengar anak dari kedua orangtuannya dan lingkungannya. Pada
keghidupan sehari-hari kerapkali kita mendengan orang tua berkata pada peserta
didiknya “ Kamu selalu ceroboh dan tidak teliti” kalimat yangsering didengar
siswakemudian diperkuat dengan pengalamanya sendiri. Secara tidak sadar, anak
dapat mengambil kesimpulan untuk membenarkan, “ternyata benar ya saya termasuk
siswayang tidak teliti dan ceroboh” sehingga terbentuklah autosugesti yang kuat
dan tertanam dalam memori anak yang kemudia akan mengatur perilakunya.
2) Modelling yaitu
peniruan dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh anak dari kedua orang tuanya
dan lingkungannya. Anak merupakan individu yang mahir dalam meniru apapun yang
dilakukan, diucapkan dan dipikirkan oleh orantuanya atau orang terdekat disekililingnya.
Jika kita perhatikan cara anak marah, berjalan dan berjalan seperti apakah
sikapnya ? kemudian kita bias melihat orangtua atau orang terdekat dengan anak
tersebut, maka kita akan mendapati cara anak bersikap mencerminkan sikap orang
tersebut. Oleh karena itu sebagai orangtua kita harus melakukan hal-hal yang
positif sehinggan layak menjadi teladan bagi anak kita. Jika kita ingin anak
kita jujur maka sebagai orang tua sudah sepatutnya kita bersikap jujur agar
dapat ditiru oleh peserta didik. Sebaliknya jangan pernah menuntut anak untuk
melakukan sesuatu yang kita sendiri tidak mencermikan hal demikian.
3) Specific Incidents
yaitu peristiwa khusu yang sangat meguncang emosi. Salah satu contoh peristiwa
khusus ini misalnya saat anak masih kecil merasa pernah dipermalukan didepan
teman-teman sekelasnya atau teman bermainnya baik karena karena ada kesalahan
dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru, atau mungkin anak pernah
merasakan ditinggalkan oleh orang tedekatnya karena suatu penyakit atau kecelakaan
mengerikan. Sehingga akan membuat anak membuat kesimpulan sendiri dalam
hatinya. Peristiwa-peristiwa khusus ini memberikan dampak yang sangat mendalam
dalam hati anak. Anak akan menjadi sangat tersentuh dan kemudian merekan akan
membuat suatu kesimpulan dan janji pada dirinya sendiri (autosugesti).
Adapun yang menjadi
prinsip-prinsip pendidikan anak pada usia ini:
a) berorientasi pada
kebutuhan anak, yang diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran siswaharus
senantiasa berorientasi pada kebutuhan anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya
pendidikan mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan
fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik dan social emosional.
b) belajar melaui
bermain, kegiatan bermain harus dimanfaat sebagai sarana untuk belajar, melaui
bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan dan mengambil
kesimpulan mengenai benda disekitarnya.
c) menggunakan lingkungan
yang kondusif, oleh karena itu lingkungan sekitar anak haruslah didesain menyenangkan
dan semenarik mungkin dengan tetap memperhatikan keaman dan kenyamanan yang
dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.
d) menggunakan
pembelajaran terpadu, konsep pembelajaran terpada pada anak dilakukan melalui
tema yang dibangun secara menarik dan membangkitkan minat anak dan bersifat
kontekstual. Hal ini bertujuan agar anak dapat mengenal berbagai konsep secara
mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
e) mengembangakan
berbagai kecakapan hidup ini dapat terwujud melalui pembiasaan, sehingga anak
dapat belajar untuk menolong diri sendir, mandiri dan bertanggung jawab serta
memiliki kedisiplinan diri.
f) menggunakan berbagai
media edukatif dan sumber belajar, dapat berupa yang berasal dari lingkungan
alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik.
Melalui pemahaman
terhadap cara belajar anak akan sangat membantu mengembangkan anak secara
optimal sehinggan kelak anak akan menjadi generasigenerasi unggul yang siap
memasuki era globalisasi yang penuh dengan tantantangan dan permasalahan yang
rumit dan kompeks . Beberapan manfaat memahami karakteristik anakpada usia ini;
1) dapat dijadikan sebagi
dasar pertimbangan untuk memberikan pendidikan dan layanan yang efektif,
2) merancang
program-program yang tepat untuk mengantarkan anak sukses dalam setiap langkah
kehidupan,
3) memberikan pengealaman
awal yang positif terhadap seitan anak sesuai dengan potensi dan
karakteristiknya masing-masing,
4) memberikan stimulai
fisik dan mental secara optimal, karena pada usia dini terjadi perkembangan
fisik dan mental dengan kecepatan yang luar biasa dibandingkan usia lainya,
5) mengetahui berbagai
hal yang dibutuhkan oeh anak dan bermanfaat bagi perkembangannya,
6) mengetahui tugas-tugas
perkembangan anak sehingga dapat memberikan stimulasi, agar dapat melakspeserta
didikan tugas perkembangannya dengan baik,
7) pemehaman terhadap
anak untuk membimbing proses belajar pada saat yang tepat sesuai kebutuhannya,
8) menjadi patokan dalam
mearuh harapan dan tutntutan terhadap anak yang realistis dan
9) mengembangkan potensi anak
secara optimal sesuai dengan kemampuannya.
2) usia 7 sampai 12 tahun
( pendidikan sekolah dasar)
Pada tahapan usia ini
dikenal juga dengan “masa sekolah” ini dikarenakan pada tahap ini anak sudah
memasuki sekolah dasar yaitu bersekolah yang sebenarnya. Sebagaimana disebutkan
sebelumnya setiap anak unik dan memiliki tingkat perkembangan yang
berbeda-beda. Tidak terkecuali perkembangan kognitif yang dikenal juga dengan
perkembangan intelegensi, perkembangan kognitif seringkali menjadi acuan pada
tujuan pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan berfikir.
Berdasarkan teori
kognitif Piaget perkembangan kognitif memiliki 4 fase perkembangan:
a) tahap sesori motor usia 0 sampai 2 tahun,
b) tahap pra-operasional usia 2 sampai 7
tahun,
c) tahap operasional
konkret usia 7 sampai 11 tahun, dan
d) tahap operasional
formal usia 12 tahun hingga dewasa.
Berdasarkan teori diatas
maka anak pada yang berada tingkat sekolah dasar berada pada dua fase yaitu,
operasional konkret dan operasional formal. Pada tahap ini anak sudah mampu
berfikir secara logis dan konkret, mereka sudah mampu menggunakan akalnya
sehingga mereka sudah mampu menghubungkan antara suatu hal dengan lainnya. Namun
pada tahap ini mereka masih belum dapat berfikir abstrak
(secara verbal tanpa
adanya benda nyata). Penalaran anak masih terbatas, meskipun mereka telah mampu
menalar secar logis dan memahami hubungan kausal, meraka belum mapu menalar
hipotesis atau abtrak. Anak hanya mampu menyelesaikan persoalan yang menyakut
dengan objek kongkret yang dapat dirasakan oleh pancainderanya. Sebagai contoh
dalam pembelajaran saat mereka diminta untuk menyebutkan perubahan bentuk benda
(contoh benda mencair, membeku dan menguap). Maka mereka akan mengalai
kesulitan dalam menjawab pertanyaan tersebut, hal ini dikarenakan kemapuan
kognitif mereka masih sangat terbatas pada tahapan bernalar, kemungkinan
terbesar mereka akan menjawab dengan berbeda-beda dan tidak berdasarkan pada
penalar objektif dan ilmiah. Namun lain halnya jika mereka diberikan objek
nyata, maka pertanyaan tersebut akan terjawab dengan dengan tepat. Oleh karena
itu guru atau pendidik harus mampu membangun suasana belajar yang konkret bagi
anak gara memudahkan anak dalam berfikir logis serta dapat melatih kempuan
pemecahan masalah.
Pada tahap ini sangat
dibutuhkan pendampingan orang dewasa disekelilingnya, hal ini dikarenakan anak
sudah mulai mengenal lingkungan luar rumah. Selain keluarga dan guru, teman sebayanya
juga menjadi factor yang paling berpengaruh terhadap perkembangannya. Setiap
siswaakan mengalami perkembangan kognitif yang jika mendapatkan pendampingan
tepat. Selain pendampinga siswajuga perlu diberikan motivasi-motivasi agar
merka terdorong dan berkeinginan intu belajar dengan giat dan sungguh-sungguh,
sehingga akan berdapak pada pencapaian prestasi akademik yang baik.
Harvighust dalam Khaulani, dkk menyatakkan
setidak terdapat delapan tugas perkembangan anak pada usia sekolah dasar yaitu:
1. Tertarik untuk
mempelajari keterampilan fisik yang nantinya akan digunaka pada kegiatan
bermain, pada tahapan ini mereka mulai menggunakan otot-
otot untuk bergai
keterampilan. Hal ini berdapak terhadap pertumbuhan otot dan tulang-tulang
menjadi sangat pesat, merekat sangat aktif dan bermain. sehingga kerap kali
dalam suatu permainan mereka menerapkan peraturanperaturan tersendiri sesuai
kesepakatannya.
2. Mulai melakukan
iteraksi sosial, seperti yang disebutkan sebelumnnya pada tahap usia ini mereka
sudah mulai bersosialisasi dan sudah memiliki teman seusianya bahkan mereka
mulai berkelompok.
3. Mulai berkembanga
sikap peduli terhadap diri sendiri, misalnya pada tahap ini mereka sudah
mengerti tentang mafaat hidup sehat sehingga mereka harus membiasakan diri
untuk menjaga kesehatan, mejaga keselamatan diri,menjaga kebersihan diri dan
lingkungan. Serta mulai paham terhadap dampak yang akan diterima jika mereka
bersikap yang merugikan dan membahayakan diri sendiri, keluarga, masyaraka
sekitar.
4. Mulai sadar akan
perenan social baik itu yang laki-laki maupun perempuan. Pada tahapan ini anak
mulai sadar dengan perananya dalam masyarakat berdasarkan jenis kelamin. Hal
ini ditunjukkan dengan anak perempuan menyukai permain memasak, boneka, dll.
Sedangka anak laki-laki tertari dengan permainan mobil-mobilan, membangun rumah
mainan dll.
5. Belajar menguasai
kemapuan dasar seperti, membaca, menulis dan berhitung.
6. Mulai mengenal
berbagai konsep-konsep dalam kehidupan seperti konsep perbandingan,
perhitungan, wana bentuk, dll
7. Mulai bekembagan
moran, nilai dan kata hari. Anak pada tahapan usia ini harus diperhatikan dan
diberikan pendidikan moral dan nilai-nilai yang berlaku. Agar mereka
dapatsebagai sosok yang tertib, bertanggung jawab dan patuh terhadap segala
peraturan yang berlaku dan dapat saling menghargai.
8. Menyadari
eksistensinya dalam masyarakat.
Seorang pendidik harus
benar-benar paham, bahwa setia anak berbeda-beda memiliki ciri khas tersendiri,
merka punya kelebihan dan kekurangannya masingmasing. Mereka juga memiliki
tingkatan perkembangan yang berbeda-beda, sehingga tidak boleh disama ratakan.
Impilkasinya pada dunia pendidikan adalah guruh harus menggunkan:
1. Menggunakan
oblek-objek yang nyata ( yang dapat dilihat dan dipeganh oelah anak) dalam
pemebelajaran
2. Jika menggukan media
maka hal terpenting yang harus mereka pertimbangkan adalah visual seperti penggunaan,
infokus, OHP ganbar benda. Dll
3. Menggukan objek yang
terdat disekeliling mereka sehingga mereka sudah mulai terbiasa dengan objek
tersebut
4. Melakukan evaluasi
yang tepat.
B. SIMPULAN
Karakteristik anak usia
dini berdasarkan perkembangannya dikelompokkan menjadi: 0 sampai 1 tahun, 2
sampai 3 tahun dan 4 sampai 6 tahun. Kegiatan pembelajaran pada anak usia ini
berpusat pada perkembangan baik dari fisik, bahasa, kognitif social, motorik
dan keterampilan lainnya anak yang bertujuan agar anak siap untuk menjalani
pendidikan selanjutnya yaitu tahap pendidikan dasar. Pada tahapan pendidikan
dasar bersarkan perkembanganya anak dikelompokkan menjadi masa kanak-kanak awal
usia 6 sampai 9 tahun dan masa kanak-kanak akhir 10 sampai 12 tahun. Pada tahap
usia ini anak lebih suka bermain bersama secara berkelompok. Anak pada usia
sekolah dasar sudah dapat bernalar dan berfikir secara konkret. Pemahamana
mengenai karakteristik perkembangan anak berdasarkan usia diperlukan guru dapat
memahami anak secara mendalam mengenai factor yang menghabat dan medukung anak
dalam pembelajan sehingga guru dapat mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalm
membimbing perkembangan sesuai dengan rencana yang diharapkan.
REFERENSI
Khaulani, fatma. Dkk.
Fase dan Tugas Perkembangan Anak Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah “pendidikan dasar”.
Vol. VII. No. 1 2020
Trianingsih, Rima. 2016
pengantar Prektik Mendidik Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Al-
Ibtida. Vol.3. No.2
Witasari, Rinesti.
“Analisis Perkembangan Kognitif Tercapai Pada Usia Dasar” Jurnal Magistra. Vol:
09 No:1 Juni 2018.
Desmita, 2009. Psikologi
perkembangan Peserta Didik, Bandung: Rosdakarya.
Bujuri, Dian Andesta,
Analisis Perkembangan Kognitif Anak Usia dasar dan
Implikasinya dalam
Kegiatan Belajar
mengajar. Jurnal Literasi. Vol. IX, No.01, 2018.
Mulyasa, H.E. Manajemen
PAUD. Bandung.
Ariesandi, Rahasia
Mendidik SiswaSupaya Sukses dan Bahagia.
Penulis: Putri Rahmi & Hijriati
Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Email: putri.rahmi@ar-raniry.ac.id
Posting Komentar untuk "Proses Belajar Anak Usia 0 Sampai 12 Tahun Berdasarkan Karakteristik Perkembangannya"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.