Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Proses Belajar Anak Usia 0 Sampai 12 Tahun Berdasarkan Karakteristik Perkembangannya

 

Proses Belajar Anak Usia 0 Sampai 12 Tahun Berdasarkan Karakteristik Perkembangannya

 

ABSTRAK

ABSTRACT

A. PENDAHULUAN

B. SIMPULAN

REFERENSI

 

ABSTRAK

Anak merupakan individu yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan, keduanya terjadi secara bertahap. Pembagian kelompok usia anak menjadi: 0 sampai 6 tahun masa anak usia dini, 7 sampai tahun 12 masa sekolah dasar. Pembelajaran pada anak usia dini befokus pada memerankan perasaan dan nurani, belajar sambil bermain, belajar melaui komunikasi dan interaksi sosial, belajar melaui lingkungan serta belajar memunuhi hasrat dan kebutuhannya. Sedangkan pada usia sekolah dasar anak mulai berfikir secara logis dan konkret namun mereka belum mampu berfikir secara abstrak dikarenaka penalarannya masi terbatas. Mereka hanya mampu menyelesaikan persoalan yang menyakut dengan objek kongkret yang dapat dirasakan oleh panca indera.

Kata Kunci: Proses Belajar; Anak dan Karakteristik Perkembangan.

ABSTRACT

Children are individuals who are experiencing growth and development, both of which occur gradually. Division of children's age groups into: 0 to 6 years of early childhood, 7 to 12 years of primary school. Learning in early childhood focuses on acting out feelings and conscience, learning while playing, learning through communication and social interaction, learning through the environment and learning to fulfill their desires and needs. Meanwhile, at primary school age children begin to think logically and concretely, but they are not yet able to think abstractly because their reasoning is still limited. They are only able to solve acute problems with concrete objects that can be felt by the five senses.

Keywords: Learning Process; Children and Developmental Characteristics.

A. PENDAHULUAN

Anak usia 0 sampai 12 tahun merupakan individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai pondasi awal perkembangan anak yang memiliki rentang dan menentukan pada tahap selanjutnya. Hal ini dikarenakan pada masa tersebut seluruh aspek perkembangan terjadi sangat luar biasa. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik, yang berada pada proses perubahan berupa pertumbuhan, perkembangan, pematangan hidup yang berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan.

 Anak pada usia 0 sampai 12 tahun berada pada jenjang pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar. Pada tahapan ini anak merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Pada masa ini diperlukan stimulasi seluruh aspek perkembangannya yang memiliki peran penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. Sel-sel yang berada pada tubuh anak tumbuh dan berkembang sangat pesat, pertumbuhannya otak pun sedang mengalami perkembangan yang sangat luar biasa, demikian pertumbuhan perkembang fisiknya.

 Tahap awal perkembangan janin sangat penting dalam perkembangan sel-sel otak, bahkan ada yang berpendapat bahwa saat lahir jumlah sel otak tidak bertambah lagi. selanjutnya setelah lahir terjadi proses eliminasi dari sel-sel saraf dan pembentukan hubungan antar sel. dalam hal ini terdapat dua hal yang sangat penting dan diperhatikan dalam pembentukan kecerdasan; yaitu makanan yang bergizi seimbang dan stimulasi yang positif dan kondusif. Secara umum anak usia dini dapat dikelompokkan dalam usia (0-1) tahun, (2-3) tahun, dan (4-6) tahun; dengan karakteristik masing-masing sebagai berikut

Usia 0-1 tahun: usia ini merupakan masa bayi, tetapi perkembangan fisik mengalami kecepatan yang sangat luar biasa. berbagai karakteristik siswausia bayi dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Mempelajari keterampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk, berdiri, dan berjalan.

b) mempelajari keterampilan menggunakan panca indra seperti melihat, mengamati, meraba, mendengar, mencium, dan mengecap dengan memasukkan setiap benda ke mulutnya.

c) mempelajari komunikasi sosial, Bayi yang baru lahir telah siap melaksnakan kontak sosial dengan lingkungan. komunikasi responsif dari orang dewasa akan mendorong dan memperluas respon verbal dan nonverbal bayi. berbagai kemampuan dan keterampilan dasar tersebut merupakan model penting bagi siswauntuk menjalin proses perkembangan selanjutnya.

Usia 2-3 tahun, Pada usia ini terdapat beberapa kesamaan karakteristik dengan masa sebelumnya, yang secara fisik masih mengalami pertumbuhan yang pesat. Beberapa karakteristik Khusus anak usia 2- 3 tahun adalah sebagai berikut:

a) sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Anan memiliki kekuatan observasi yang tajam dan keinginan belajar yang luar biasa. Explorasi yang dilakukan kan kan oleh anak terhadap benda adaapa saja yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat efektif. motivasi belajar pada anak usia tersebut menempati grafik tertinggi dibanding sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari lingkungan,

b) mulai mengembangkan kemampuan berbahasa, diawali dengan berceloteh, kemudian satu dua kata dan yang belum jelas maknanya. akan belajar dan berkomunikasi, pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran,

c) mulai belajar mengembangkan emosi, perkembangan emosi anak didasarkan pada bagaimana lingkungan memperlakukannya.

Usia 4-6 tahun masa awal, memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan berbagai kegiatan. hal ini bermanfaat untuk mengembangkan oto-otot kecil maupun besar, seperti memanjat, melompat dan berlari.

b) perkembangan bahasa juga semakin baik, anak sudah mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikiran dalam batasbatas tertentu, seperti meniru, mengulang pembicaraan.

c) perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hal itu terlihat dari seringnya anak menyakan sesuatu yang dilihatnya.

d) bentuk permainan anak masih bersifat individu, bukan permainan social, walaupun aktivitas bermain dilakukan secara bersama-sama.

Usia 6-12 tahun masa pendidikan dasar, jika berpedoman pada perkembangan anak maka pada tahapan perkembangan anak maka, anak usia sekolah dasar dibagi menjadi 2 masa, yaitu usia 6-9 tahun masa kanak-kanak awal dan usia 10-12 tahun masa kanak-kanak akhir. Masa ini merupakan masa bermain bersama, ditandai anak sudah suka keluar rumah dan mulai bergaul dengan teman sebayanya, Pada masa ini anak sudah memiliki dan memilih teman untuk bergaul. Anak pada tahap usia ini memiliki karakteristik senang bermain, bergerak, berkerja dalam kelompok, dan senang merasakan sesuatu secara langsung. Menurut Harvigust perkembangan anak usia sekolah dasar ini meliputi:

a) menguasai keterampilan fisik yang digunakan dalam permainan dan aktivitas fisik,

b) membangun hidup sehat,

c) belajar bergaul dan bekerja dalm kelompok,

d) belajar menjalankan peranan social sesuai dengan jenis kelamin,

e) belajar membaca menulis, dan menghitung agar mamou berpartisipasi dalm masyarakat,

f) memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berfikir efektif,

g) mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai dan

h) mencapai kemandirian pribadi.

Pemahamana mengenai karakteristik perkembangan anak berdasarkan usia diperlukan guru dapat memahami anak secara mendalam mengenai factor yang menghabat dan medukung anak dalam pembelajan. Sehingga guru dapat mengetahui:

a) harapan peserta didik,

b) memungkinkan bagi guru untuk menyusun pedoman dalam skala dimensi tubuh berdasrkan usia, perkembangan social dan emosionalnya,

c) mengevaluasi kesesuaian perilaku dengan usia,

d) memberikan bimbingan dan arahan yang tepat pada siswadan

e) mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalm membimbing perkembangan sesuai dengan rencana yang diharapkan.

Cara dan Kebiasaan Belajar Anak

1) usia 0 sampai 6 tahun

 Pada umumnya anak yang pada usia 0 samapi 6 tahun memandang segala sesuatu sebagai suatu kesatuan yang utuh sehinggan pembelajarannya masih bergantung pada objek kongkret, lingkungan dan pengalaman yang dialaminya. Berdasarkan hal tersebut cara dan kebiasaan belajar anak pada tahap usia ini dapat diidentifikasi dan dianalisi sebagai berikut:

1. Belajar memerankan perasaan dan hati nurani, perasaan dan hati nurani merupakan perilaku yang kompleks yang tidak dipelajari, melainkan suatu pembawaan yang tampak pada setiap orang.

2. Belajar sambil bermain, setiap anak umumnya menyukai permainan dan bermain, melaui permaina dan bermain mereka memperoleh pengalaman, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan.

3. Belajar melalui komunikasi, interaksi dan sosialisasi, pada masa ini anak mulai membentuk sikap terhadap kelompok dan lembaga social, belajar bergaul dengan teman sebayanya.

4. Belajar dari lingkungan, lingkungan membentuk cara belajar anak dengan memberikan stimulus dan tantangan, kemudian anak mereaksi stimulus dan tantangan tersebut secara bertahap, yang nantinya akan membentuk cara dan kebiasaan belajarnya.

5. Belajar memenuhi hasrat dan kebutuhannya, hasrat dan kebutuhan anak usia dini sangat berpengaruh terhadap perkembangannya, hasrat dan kebutuhan terdiri dari dua kelompok, yaitu kebutuhan fisiologis-organis (makan dan minum) dan kebutuhan psikis ( kasih sayang dan rasa aman).

Pada intinya, sebuah informasi yang masuk dan mennetap dalam pikiran kita berdasarkan dua acara yaitu: pertama, autosugesti yaitu sugesti yang kita tanamkan sendiri dan yang kedua heterosugesti merupakan sugesti yang tertanam karena perkataan yang kita percayaai dari orang lain. Autosugesti dan heterosugesti dipengaruhi oleh tiga penyembab:

1) verbal programi yaitu apa yang didengar anak dari kedua orangtuannya dan lingkungannya. Pada keghidupan sehari-hari kerapkali kita mendengan orang tua berkata pada peserta didiknya “ Kamu selalu ceroboh dan tidak teliti” kalimat yangsering didengar siswakemudian diperkuat dengan pengalamanya sendiri. Secara tidak sadar, anak dapat mengambil kesimpulan untuk membenarkan, “ternyata benar ya saya termasuk siswayang tidak teliti dan ceroboh” sehingga terbentuklah autosugesti yang kuat dan tertanam dalam memori anak yang kemudia akan mengatur perilakunya.

2) Modelling yaitu peniruan dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh anak dari kedua orang tuanya dan lingkungannya. Anak merupakan individu yang mahir dalam meniru apapun yang dilakukan, diucapkan dan dipikirkan oleh orantuanya atau orang terdekat disekililingnya. Jika kita perhatikan cara anak marah, berjalan dan berjalan seperti apakah sikapnya ? kemudian kita bias melihat orangtua atau orang terdekat dengan anak tersebut, maka kita akan mendapati cara anak bersikap mencerminkan sikap orang tersebut. Oleh karena itu sebagai orangtua kita harus melakukan hal-hal yang positif sehinggan layak menjadi teladan bagi anak kita. Jika kita ingin anak kita jujur maka sebagai orang tua sudah sepatutnya kita bersikap jujur agar dapat ditiru oleh peserta didik. Sebaliknya jangan pernah menuntut anak untuk melakukan sesuatu yang kita sendiri tidak mencermikan hal demikian.

3) Specific Incidents yaitu peristiwa khusu yang sangat meguncang emosi. Salah satu contoh peristiwa khusus ini misalnya saat anak masih kecil merasa pernah dipermalukan didepan teman-teman sekelasnya atau teman bermainnya baik karena karena ada kesalahan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru, atau mungkin anak pernah merasakan ditinggalkan oleh orang tedekatnya karena suatu penyakit atau kecelakaan mengerikan. Sehingga akan membuat anak membuat kesimpulan sendiri dalam hatinya. Peristiwa-peristiwa khusus ini memberikan dampak yang sangat mendalam dalam hati anak. Anak akan menjadi sangat tersentuh dan kemudian merekan akan membuat suatu kesimpulan dan janji pada dirinya sendiri (autosugesti).

Adapun yang menjadi prinsip-prinsip pendidikan anak pada usia ini:

a) berorientasi pada kebutuhan anak, yang diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran siswaharus senantiasa berorientasi pada kebutuhan anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik dan social emosional.

b) belajar melaui bermain, kegiatan bermain harus dimanfaat sebagai sarana untuk belajar, melaui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan dan mengambil kesimpulan mengenai benda disekitarnya.

c) menggunakan lingkungan yang kondusif, oleh karena itu lingkungan sekitar anak haruslah didesain menyenangkan dan semenarik mungkin dengan tetap memperhatikan keaman dan kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.

d) menggunakan pembelajaran terpadu, konsep pembelajaran terpada pada anak dilakukan melalui tema yang dibangun secara menarik dan membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstual. Hal ini bertujuan agar anak dapat mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

e) mengembangakan berbagai kecakapan hidup ini dapat terwujud melalui pembiasaan, sehingga anak dapat belajar untuk menolong diri sendir, mandiri dan bertanggung jawab serta memiliki kedisiplinan diri.

f) menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar, dapat berupa yang berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik.

Melalui pemahaman terhadap cara belajar anak akan sangat membantu mengembangkan anak secara optimal sehinggan kelak anak akan menjadi generasigenerasi unggul yang siap memasuki era globalisasi yang penuh dengan tantantangan dan permasalahan yang rumit dan kompeks . Beberapan manfaat memahami karakteristik anakpada usia ini;

1) dapat dijadikan sebagi dasar pertimbangan untuk memberikan pendidikan dan layanan yang efektif,

2) merancang program-program yang tepat untuk mengantarkan anak sukses dalam setiap langkah kehidupan,

3) memberikan pengealaman awal yang positif terhadap seitan anak sesuai dengan potensi dan karakteristiknya masing-masing,

4) memberikan stimulai fisik dan mental secara optimal, karena pada usia dini terjadi perkembangan fisik dan mental dengan kecepatan yang luar biasa dibandingkan usia lainya,

5) mengetahui berbagai hal yang dibutuhkan oeh anak dan bermanfaat bagi perkembangannya,

6) mengetahui tugas-tugas perkembangan anak sehingga dapat memberikan stimulasi, agar dapat melakspeserta didikan tugas perkembangannya dengan baik,

7) pemehaman terhadap anak untuk membimbing proses belajar pada saat yang tepat sesuai kebutuhannya,

8) menjadi patokan dalam mearuh harapan dan tutntutan terhadap anak yang realistis dan

9) mengembangkan potensi anak secara optimal sesuai dengan kemampuannya.

2) usia 7 sampai 12 tahun ( pendidikan sekolah dasar)

Pada tahapan usia ini dikenal juga dengan “masa sekolah” ini dikarenakan pada tahap ini anak sudah memasuki sekolah dasar yaitu bersekolah yang sebenarnya. Sebagaimana disebutkan sebelumnya setiap anak unik dan memiliki tingkat perkembangan yang berbeda-beda. Tidak terkecuali perkembangan kognitif yang dikenal juga dengan perkembangan intelegensi, perkembangan kognitif seringkali menjadi acuan pada tujuan pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan berfikir.

Berdasarkan teori kognitif Piaget perkembangan kognitif memiliki 4 fase perkembangan:

a) tahap sesori motor usia 0 sampai 2 tahun,

b) tahap pra-operasional usia 2 sampai 7 tahun,

c) tahap operasional konkret usia 7 sampai 11 tahun, dan

d) tahap operasional formal usia 12 tahun hingga dewasa.

Berdasarkan teori diatas maka anak pada yang berada tingkat sekolah dasar berada pada dua fase yaitu, operasional konkret dan operasional formal. Pada tahap ini anak sudah mampu berfikir secara logis dan konkret, mereka sudah mampu menggunakan akalnya sehingga mereka sudah mampu menghubungkan antara suatu hal dengan lainnya. Namun pada tahap ini mereka masih belum dapat berfikir abstrak

(secara verbal tanpa adanya benda nyata). Penalaran anak masih terbatas, meskipun mereka telah mampu menalar secar logis dan memahami hubungan kausal, meraka belum mapu menalar hipotesis atau abtrak. Anak hanya mampu menyelesaikan persoalan yang menyakut dengan objek kongkret yang dapat dirasakan oleh pancainderanya. Sebagai contoh dalam pembelajaran saat mereka diminta untuk menyebutkan perubahan bentuk benda (contoh benda mencair, membeku dan menguap). Maka mereka akan mengalai kesulitan dalam menjawab pertanyaan tersebut, hal ini dikarenakan kemapuan kognitif mereka masih sangat terbatas pada tahapan bernalar, kemungkinan terbesar mereka akan menjawab dengan berbeda-beda dan tidak berdasarkan pada penalar objektif dan ilmiah. Namun lain halnya jika mereka diberikan objek nyata, maka pertanyaan tersebut akan terjawab dengan dengan tepat. Oleh karena itu guru atau pendidik harus mampu membangun suasana belajar yang konkret bagi anak gara memudahkan anak dalam berfikir logis serta dapat melatih kempuan pemecahan masalah.

Pada tahap ini sangat dibutuhkan pendampingan orang dewasa disekelilingnya, hal ini dikarenakan anak sudah mulai mengenal lingkungan luar rumah. Selain keluarga dan guru, teman sebayanya juga menjadi factor yang paling berpengaruh terhadap perkembangannya. Setiap siswaakan mengalami perkembangan kognitif yang jika mendapatkan pendampingan tepat. Selain pendampinga siswajuga perlu diberikan motivasi-motivasi agar merka terdorong dan berkeinginan intu belajar dengan giat dan sungguh-sungguh, sehingga akan berdapak pada pencapaian prestasi akademik yang baik.

 Harvighust dalam Khaulani, dkk menyatakkan setidak terdapat delapan tugas perkembangan anak pada usia sekolah dasar yaitu:

1. Tertarik untuk mempelajari keterampilan fisik yang nantinya akan digunaka pada kegiatan bermain, pada tahapan ini mereka mulai menggunakan otot-

otot untuk bergai keterampilan. Hal ini berdapak terhadap pertumbuhan otot dan tulang-tulang menjadi sangat pesat, merekat sangat aktif dan bermain. sehingga kerap kali dalam suatu permainan mereka menerapkan peraturanperaturan tersendiri sesuai kesepakatannya.

2. Mulai melakukan iteraksi sosial, seperti yang disebutkan sebelumnnya pada tahap usia ini mereka sudah mulai bersosialisasi dan sudah memiliki teman seusianya bahkan mereka mulai berkelompok.

3. Mulai berkembanga sikap peduli terhadap diri sendiri, misalnya pada tahap ini mereka sudah mengerti tentang mafaat hidup sehat sehingga mereka harus membiasakan diri untuk menjaga kesehatan, mejaga keselamatan diri,menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Serta mulai paham terhadap dampak yang akan diterima jika mereka bersikap yang merugikan dan membahayakan diri sendiri, keluarga, masyaraka sekitar.

4. Mulai sadar akan perenan social baik itu yang laki-laki maupun perempuan. Pada tahapan ini anak mulai sadar dengan perananya dalam masyarakat berdasarkan jenis kelamin. Hal ini ditunjukkan dengan anak perempuan menyukai permain memasak, boneka, dll. Sedangka anak laki-laki tertari dengan permainan mobil-mobilan, membangun rumah mainan dll.

5. Belajar menguasai kemapuan dasar seperti, membaca, menulis dan berhitung.

6. Mulai mengenal berbagai konsep-konsep dalam kehidupan seperti konsep perbandingan, perhitungan, wana bentuk, dll

7. Mulai bekembagan moran, nilai dan kata hari. Anak pada tahapan usia ini harus diperhatikan dan diberikan pendidikan moral dan nilai-nilai yang berlaku. Agar mereka dapatsebagai sosok yang tertib, bertanggung jawab dan patuh terhadap segala peraturan yang berlaku dan dapat saling menghargai.

8. Menyadari eksistensinya dalam masyarakat.

Seorang pendidik harus benar-benar paham, bahwa setia anak berbeda-beda memiliki ciri khas tersendiri, merka punya kelebihan dan kekurangannya masingmasing. Mereka juga memiliki tingkatan perkembangan yang berbeda-beda, sehingga tidak boleh disama ratakan. Impilkasinya pada dunia pendidikan adalah guruh harus menggunkan:

1. Menggunakan oblek-objek yang nyata ( yang dapat dilihat dan dipeganh oelah anak) dalam pemebelajaran

2. Jika menggukan media maka hal terpenting yang harus mereka pertimbangkan adalah visual seperti penggunaan, infokus, OHP ganbar benda. Dll

3. Menggukan objek yang terdat disekeliling mereka sehingga mereka sudah mulai terbiasa dengan objek tersebut

4. Melakukan evaluasi yang tepat.

B. SIMPULAN

Karakteristik anak usia dini berdasarkan perkembangannya dikelompokkan menjadi: 0 sampai 1 tahun, 2 sampai 3 tahun dan 4 sampai 6 tahun. Kegiatan pembelajaran pada anak usia ini berpusat pada perkembangan baik dari fisik, bahasa, kognitif social, motorik dan keterampilan lainnya anak yang bertujuan agar anak siap untuk menjalani pendidikan selanjutnya yaitu tahap pendidikan dasar. Pada tahapan pendidikan dasar bersarkan perkembanganya anak dikelompokkan menjadi masa kanak-kanak awal usia 6 sampai 9 tahun dan masa kanak-kanak akhir 10 sampai 12 tahun. Pada tahap usia ini anak lebih suka bermain bersama secara berkelompok. Anak pada usia sekolah dasar sudah dapat bernalar dan berfikir secara konkret. Pemahamana mengenai karakteristik perkembangan anak berdasarkan usia diperlukan guru dapat memahami anak secara mendalam mengenai factor yang menghabat dan medukung anak dalam pembelajan sehingga guru dapat mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalm membimbing perkembangan sesuai dengan rencana yang diharapkan.

REFERENSI

Khaulani, fatma. Dkk. Fase dan Tugas Perkembangan Anak Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah “pendidikan dasar”. Vol. VII. No. 1 2020  

Trianingsih, Rima. 2016 pengantar Prektik Mendidik Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Al-

Ibtida. Vol.3. No.2

Witasari, Rinesti. “Analisis Perkembangan Kognitif Tercapai Pada Usia Dasar” Jurnal Magistra. Vol: 09 No:1 Juni 2018.

Desmita, 2009. Psikologi perkembangan Peserta Didik, Bandung: Rosdakarya.

Bujuri, Dian Andesta, Analisis Perkembangan Kognitif Anak Usia dasar dan

Implikasinya dalam

Kegiatan Belajar mengajar. Jurnal Literasi. Vol. IX, No.01, 2018.

Mulyasa, H.E. Manajemen PAUD. Bandung.  

Ariesandi, Rahasia Mendidik SiswaSupaya Sukses dan Bahagia.

Penulis: Putri Rahmi & Hijriati

Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Email: putri.rahmi@ar-raniry.ac.id

Download PDF

KabeL DakwaH
KabeL DakwaH Owner Gudang Software Al-Amanah

Posting Komentar untuk "Proses Belajar Anak Usia 0 Sampai 12 Tahun Berdasarkan Karakteristik Perkembangannya"