Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengucapkan Salam Hanya Kepada Orang yang dikenal Saja - Tanda-Tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Sedang Terjadi Ke - 12

 

Kita lanjutkan kembali pembahasan kita berkaitan dengan Tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan sedang terjadi.

Pada pembahasan yang sebelumnya telah kita sebutkan ada beberapa tanda:

1. Munculnya Nabi-Nabi Palsu

2. Dicabutnya Sifat Amanah pada Hati Manusia

3. Banyaknya wanita yang berpakaian akan tetapi Telanjang

4. Banyaknya terjadi gempa bumi.

5. Banyaknya Manusia yang berlomba-lomba mendirikan Bangunan yang Tinggi (secara umum) adapun secara khusus adalah mereka orang-orang Arab.

6. Merebak dan Maraknya Khomr serta banyaknya manusia yang sudah menyepelekan Pengharaman Khamr.

7. Merebaknya Perzinahan

8. Kaum Muslimin Mengikuti Jejak Orang-orang Non Muslim / Orang Kafir

9. Merebaknya Praktek Ribawi

10. Di Angkatnya Ilmu dan Merajalelanya Kebodohan

11. Bermegah-megahan dengan Masjidnya Namun tidak Pernah Memakmurkannya.

Kemudian in sya Allah kita akan lanjutkan tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan sedang terjadi selanjutnya yakni;

12. Mengucapkan Salam Hanya Kepada Orang yang dikenal Saja.

Jama'ah yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa ta'ala…

Diantara tanda-tanda hari Kiamat yang sudah terjadi dan sedang terjadi selanjutnya adalah Tatkala seseorang hanya mengucapkan salam kepada orang yang dikenalnya saja. Dijelaskan di dalam sebuah hadits dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: “Rasulullah Sallallahu ‘Alahi Wasallam bersabda:

إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُسَلِّمَ الرَّجُلُ عَلَى الرَّجُلِ لاَ يُسَلِّمُ عَلَيْهِ إِلاَّ لِلْمَعْرِفَةِ

“Sesungguhnya diantara tanda-tanda datangnya hari Kiamat adalah tatkala seseorang mengucapkan salam kepada yang lainnya, dia mengucapkan salam kepadanya hanya karena sebab kenal" (HR. Ahmad, Ahmad Syakir berkata: “Isnadnya Shahih")

Imam Al Bukhori rahimahullahu ta'ala Didalam Kitabnya Al Adabul Mufrod menyebutkan sebuah hadits dengan sanad yang shohih. Bahwasannya Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu 'anhu (Ibnu Mas'ud) mengatakan bahwa suatu ketika ia pernah melewati seseorang, lalu kemudian orang tersebut mengucapkan, “Assalamu ‘alaika, wahai Abu ‘Abdir Rahman." Kemudian Ibnu Mas’ud membalas salam orang tersebut, lalu orang tersebut berkata,

إِنَّهُ سَيَأْتِي عَلَى النَّاس زَمَانٌ يَكُون السَّلَامُ فِيهِ لِلْمَعْرِفَةِ

“Nanti akan datang suatu masa, yang dimana pada masa tersebut seseorang hanya akan mengucapkan salam pada orang yang hanya dia kenali saja." (Fathul Baari Li Ibni Hajar Al Asqalani: 23/11)

Dalam Riwayat yang lain di sebutkan, masih dari jalur Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'anhu:

إن بين يدي الساعة تسليم الخاصة

“Sesungguhnya menjelang hari Kiamat akan ada pengucapan salam kepada orang-orang tertentu" (Musnad Ahmad: 35/6, Al Silsilah As Shohiihah: 633/6, dengan sanad yang sohih)

Fenomena ini tentu banyak kita saksikan di zaman sekarang dimana banyak orang mengucapkan salam namun hanya kepada yang dikenal saja. Dan malu atau minder, atau bahkan tidak perduli ketika bertemu dengan orang yang tidak ia kenali.

Tentu perilaku semacam ini sangat bertentangan terhadap apa yang telah disebutkan oleh Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam. Didalam sebuah hadits disebutkan:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ الإِسْلاَمِ خَيْرٌ قَالَ تُطْعِمُ الطَّعَامَ، وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ، وَعَلَى مَنْ لَمْ تَعْرِفْ

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ada seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai amalan islam apa yang paling baik. Beliau (Shollallahu 'alaihi wa sallam) menjawab, “Memberikan makan (pada orang yang membutuhkan), serta mengucapkan salam pada orang yang dikenal dan yang tidak dikenal." (HR. Bukhari no. 6236)

Memang betul fenomena seperti ini (mengucapkan salam hanya kepada yang dikenali saja) merupakan sunnatullah yang pasti terjadi. (karena telah disebutkan oleh rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam) namun jangan sampai kita ini menjadi bagian dari fenomena yang buruk tersebut.

Mari kita amalkan sunnah rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam yaitu menyebarkan salam kepada orang yang kita kenal maupun kepada orang yang tidak kenali. Karena ucapan salam merupakan sebuah doa dan tentu setiap yang diperintahkan oleh rasulullah memiliki banyak keutamaan atau faedah di dalamnya.

Diantara faedah kita mengucapkan salam kepada saudara kita adalah menumbuhkan kecintaan dan menguatkan rasa persaudaraan di antara sesama muslim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabatnya:

لا تَدْخُلُونَ الجَنَّةَ حتَّى تُؤْمِنُوا، ولا تُؤْمِنُوا حتَّى تَحابُّوا، أوَلا أدُلُّكُمْ علَى شيءٍ إذا فَعَلْتُمُوهُ تَحابَبْتُمْ؟ أفْشُوا السَّلامَ بيْنَكُمْ

“Kalian tidak akan masuk ke dalam surga sampai kalian menjadi orang yang beriman. Dan kalian tidak beriman (dengan sempurna) sampai kalian saling mencintai antara satu dengan yang lainnya. Maukah kalian kuberitahukan tentang sesuatu yang kalau kalian lakukan pastilah kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam di antara kalian." (Sohih Muslim: 54 dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu)

Kemudian faedah yang lainnya yaitu Mengucapkan Salam sebab seorang hamba dapat menggapai Kesempurnaan Iman.

Dari ‘Amar bin Yasir, beliau mengatakan,

ثَلاَثٌ مَنْ جَمَعَهُنَّ فَقَدْ جَمَعَ الإِيمَانَ: الإِنْصَافُ مِنْ نَفْسِكَ، وَبَذْلُ السَّلاَمِ لِلْعَالَمِ، وَالإِنْفَاقُ مِنَ الإِقْتَارِ

“Tiga perkara yang apabila seseorang memiliki ketiga-tiganya, maka akan sempurna imannya: [1] bersikap adil pada diri sendiri, [2] mengucapkan salam pada setiap orang, dan [3] berinfak ketika kondisi pas-pasan. " (Diriwayatkan oleh Bukhari secara mu’allaq yaitu tanpa sanad. Syaikh Al Albani dalam Al Iman mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Ibnu Hajar mengatakan, “Memulai mengucapkan salam menunjukkan akhlaq yang mulia, tawadhu’ (rendah diri), tidak merendahkan orang lain, juga akan timbul kesatuan dan rasa cinta terhadap sesama muslim." (Fathul Bari, 1/46)

Mengucapkan salam merupakan amalan yang mulia dan merupakan hak yang selayaknya ditunaikan kepada saudara muslimnya saat bertemu. Mari kita ingat kembali bahwa Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:

حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ، قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ

“Hak Muslim pada Muslim yang lain ada enam." Lalu ada yang menanyakan, "Apa saja keenam hal itu?" Lantas beliau shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, "(1) Apabila engkau bertemu, ucapkanlah salam padanya, (2) Apabila engkau diundang, penuhilah undangannya, (3) Apabila engkau dimintai nasehat, berilah nasehat padanya, (4) Apabila dia bersin lalu dia memuji Allah (mengucapkan ’alhamdulillah’), doakanlah dia (dengan mengucapkan ’yarhamukallah’), (5) Apabila dia sakit, jenguklah dia, dan (6) Apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya (sampai ke pemakaman)." (HR. Muslim no. 2162 dari Abi Hurairah Radhiyallahu 'anhu)

Siapa yang Seharusnya Mendahului Salam?

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يُسَلِّمُ الرَّاكِبُ عَلَى الْمَاشِى، وَالْمَاشِى عَلَى الْقَاعِدِ، وَالْقَلِيلُ عَلَى الْكَثِيرِ

“Hendaklah orang yang berkendaraan memberi salam pada orang yang berjalan. Orang yang berjalan memberi salam kepada orang yang duduk. Rombongan yang sedikit memberi salam kepada rombongan yang banyak.” (HR. Bukhari no. 6233 dan Muslim no 2160)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يُسَلِّمُ الصَّغِيرُ عَلَى الْكَبِيرِ، وَالْمَارُّ عَلَى الْقَاعِدِ، وَالْقَلِيلُ عَلَى الْكَثِيرِ

“Yang muda hendaklah memberi salam terlebih dahulu pada yang tua. Yang berjalan (lewat) hendaklah memberi salam kepada orang yang duduk. Yang sedikit hendaklah memberi salam pada orang yang lebih banyak.” (HR. Bukhari no. 6231)

Ibnu Baththol mengatakan, “Dari Al Muhallab, disyari’atkannya orang yang muda mengucapkan salam pada yang tua karena kedudukan orang yang lebih tua yang lebih tinggi. Orang yang muda ini diperintahkan untuk menghormati dan tawadhu’ di hadapan orang yang lebih tua.” (Subulus Salam, 7/31)

Jika orang yang bertemu sama-sama memiliki sifat yang sama yaitu sama-sama muda, sama-sama berjalan, atau sama-sama berkendaraan dengan kendaraan yang jenisnya sama, maka di antara kedua pihak tersebut sama-sama diperintahkan untuk memulai mengucapkan salam. Yang mulai mengucapkan salam, itulah yang lebih utama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْمَاشِيَانِ إِذَا اجْتَمَعَا فَأَيُّهُمَا بَدَأَ بِالسَّلاَمِ فَهُوَ أَفْضَلُ

“Dua orang yang berjalan, jika keduanya bertemu, maka yang lebih dulu memulai mengucapkan salam itulah yang lebih utama.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod dan Al Baihaqi dalam Sunannya. Syaikh Al Albani dalam Shohih Adabil Mufrod mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Balaslah Salam dengan Yang Lebih Baik atau Minimal dengan Yang Semisal

Allah Ta’ala berfirman:

وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا

“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa).” (QS. An Nisa’: 86)

Apakah boleh ketika bertemu dengan orang non muslim kemudian mengucapkan salam (Assalamu'alaikum) terlebih dahulu?

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَبْدَءُوا الْيَهُودَ وَلاَ النَّصَارَى بِالسَّلاَمِ

“Janganlah kalian mengawali mengucapkan salam kepada Yahudi dan Nashrani…” (HR. Muslim no. 2167)

Lantas bagaimana jika ada orang non muslim memberikan salam terlebih dahulu kepada kita?

Mayoritas ulama (baca: jumhur) berpendapat bahwa jika orang kafir memberi salam, maka jawablah dengan ucapan “wa ‘alaikum”. Dalilnya adalah hadits muttafaqun ‘alaih dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا سَلَّمَ عَلَيْكُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ فَقُولُوا وَعَلَيْكُمْ

“Jika seorang dari ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) memberi salam pada kalian, maka balaslah dengan ucapan ‘wa’alaikum’.” (HR. Bukhari no. 6258 dan Muslim no. 2163)

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Anas bin Malik berkata:

مَرَّ يَهُودِىٌّ بِرَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ السَّامُ عَلَيْكَ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « وَعَلَيْكَ » . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « أَتَدْرُونَ مَا يَقُولُ قَالَ السَّامُ عَلَيْكَ » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلاَ نَقْتُلُهُ قَالَ: لاَ ، إِذَا سَلَّمَ عَلَيْكُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ فَقُولُوا وَعَلَيْكُمْ

“Ada seorang Yahudi melewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia mengucapkan ‘as saamu ‘alaik’ (celaka engkau).” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas membalas ‘wa ‘alaik’ (engkau yang celaka). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Apakah kalian mengetahui bahwa Yahudi tadi mengucapkan ‘assaamu ‘alaik’ (celaka engkau)?” Para sahabat lantas berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana jika kami membunuhnya saja?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan. Jika mereka mengucapkan salam pada kalian, maka ucapkanlah ‘wa ‘alaikum’.” (HR. Bukhari no. 6926)

Mudah-mudahan dengan kita menyebarkan salam, persatuan dan rasa persaudaraan sesama muslim kita menjadi lebih kuat dan lebih kokoh.

Dan satu pesan kami, Jangan hancurkan dan rusak persaudaraan sesama muslim hanya gara-perbedaan dalam masalah fikih ibadah atau yang lainnya, jangan sampai merusak ukhuwah islamiyah hanya gara-gara beda politik atau beda ormas atau hanya gara-gara ngajinya dengan ustadz yang tidak semanhaj dengannya. "Jangan menempatkan manhaj seolah-olah lebih tinggi kedudukannya daripada iman". Manhaj itu hanya metode atau kaidah-kaidah untuk menjadi sarana bagaimana meneladani cara beragamanya rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya.

Yang seharusnya seorang muslim itu, setelah ngaji, justru dirinya harus tambah semakin bagus adab dan akhlaknya kepada sesama muslim lainnya bukan malah sebaliknya.

Wallahu a'lam bisshowaab…

Tambahan Catatan:

An-Nawawiy rahimahullah berkata:

يستحب أن يقول المبتدئ بالسلام:"السلام عليكم ورحمة الله وبركاته"فيأتي بضمير الجمع, وإن كان المسلم عليه واحداً, ويقول المجيب:"وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

“Disukai bagi seseorang yang memulai salam untuk mengucapkan: assalaamu’alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh dengan dlamir (kata ganti) jamak, meskipun orang yang diberi salam seorang diri. Dan orang yang diucapkan salam menjawab: ‘wa ‘alaikumus-salaam wa rahmatullaahi wa barakaatuh” (Riyaadlush-Shaalihiin, hal. 274).

 

Posting Komentar untuk "Mengucapkan Salam Hanya Kepada Orang yang dikenal Saja - Tanda-Tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Sedang Terjadi Ke - 12"