Pertolongan Allah Bagi Hamba-Hambanya Yang Beriman
اَلْحَمْدُ لِلهِ رب العالمين الَّذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ
بِفَضْلِهِ وَكَرَمِهِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِمَشِيْئَتِهِ
وَعَدْلِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ
لَهُ، وَلَا شَبِيْهَ وَلَا مِثْلَ وَلَا نِدَّ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ، وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ. اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ
وَّالَاهُ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَلَا
حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ.
أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عز وجل
فقد فاز المتقون
Ma’asyirol muslimin wal muslimah serta Mitra
Al Qudwah yang menyimak melalui radio maupun aplikasi streaming, semoga Allah
subhanahu wa ta’ala senantiasa merahmati kita semua.
Tema kita pada kesempatan
pagi hari ini yakni Pertolongan Allah bagi Hamba-hambanya yang beriman.
Untuk mengawali kajian
kita pada pagi hari ini, kami sebutkan hadist nabi shollallahu ’alaihi wa
sallam.
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما
قَالَ: كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم يَوْمًا، فَقَالَ: “يَا
غُلاَمُ، اِحْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ، اِحْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ،
وَإِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ.”
رَوَاهُ التِرْمِذِيُّ، وَقَالَ: حَسَنٌ
صَحِيْحٌ.
Dari Ibnu ‘Abbās radhiyAllahu Ta’āla ‘anhumā mengatakan, “Pada suatu hari aku pernah dibonceng Rasulullah ﷺ dan beliau bersabda, ‘Wahai anak muda, jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kamu akan mendapati-Nya selalu hadir di hadapanmu. Jika kamu meminta sesuatu, mintalah kepada Allah. Dan jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi, dan ia berkata: “Hadis ini derajatnya adalah hasan sahih.”) HR. Tirmidzi no. 2516
Kaum muslimin dan muslimah….. Semoga Allah senantiasa
merahmati kita semua
Ibnu ‘Abbās (Abdullah
bin Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf Al-Quraisy)
merupakan adik sepupu Rasulullah ﷺ dan sahabat beliau yang berusia belia. Hadis ini menjelaskan bagaimana
Perhatian Rasulullah ﷺ dalam memberi nasihat,
bahkan kepada anak-anak. Rasulullah ﷺ menanamkan nilai-nilai tauhid bukan hanya kepada para sahabat yang senior,
tetapi juga kepada para sahabat yang junior (kecil) dan yang masih anak-anak.
Apabila keimanan ini ditanamkan sejak kecil maka akan terpatri kuat di dalam
dada-dada mereka.
Kalimat yang pertama dari
hadist tersebut.
اِحْفَظِ
اللَّهَ يَحْفَظْكَ
Yang dimaksud dengan “menjaga Allah” adalah sebagaimana
dijelaskan oleh Asy-Syekh alu-Bassaam rahimahullāh, yaitu:
اِحْفَظْ أَوَامِرَهُ وَامْتَثِلْهَا وَانْتَهِ عَنْ نَوَاهِيْهِ يَحْفَظْكَ
فِي تَقَلُّبَاتِكَ وَفِي دُنْيَاكَ وَآخِرَتِكَ
“Jagalah
perintah-perintah Allah dan kerjakanlah, dan berhentilah engkau dari perkara
yang diharamkan oleh Allah ﷻ, niscaya Allah
akan menjaga engkau dalam seluruh perpindahanmu dari satu kondisi kepada
kondisi lain dalam urusan dunia maupun akhiratmu.” (Taudhih al-Ahkam 7/366,
juga lihat Jami’ Al-‘Ulumi Wa Al-Hikam, Ibnu Rajab Al-Hanbali, 1/462)
Pepatah Arab mengatakan:
الْجَزَاءُ مِنْ جِنْسِ الْعَمَلِ
Kaum
muslimin dan muslimah…..
Didalam kitab Jami’ Al-‘Ulum Wa Al-Hikam
(kitab yang ditulis oleh Imam An-Nawawi) , 1/465-470
Barang siapa yang beriman
kepada Allah kemudian menjaga perintah Allah, maka Allah akan menjaganya. Allah
akan menjaga dia dalam dua perkara penjagaan: Penjagaan terhadap urusan dunia
dan penjagaan terhadap urusan Akhirat.
Penjagaan pertama, Allah akan menjaga dia
dalam urusan dunianya (kesehatan, istri, anak-anak, harta, dan lainnya).
Orang yang menjaga
perintah Allah maka Allah akan menjaga dirinya, menjaga keluarganya dan
mengirimkan malaikat untuk menjaganya. Sebagaimana firman Allah ﷻ,
لَهُ
مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ
اللَّهِ ۗ
Baginya (bagi seorang
manusia) ada malaikat-malaikat yang berada di depannya dan di belakangnya.
Mereka menjaga manusia ini karena perintah Allah ﷻ.” (QS. Ar
-Ra’d: 11)
Siapakah yang tidak ingin
diberikan penjagaan, kita saja ketika kemana-mana ada yang menjaga dari
golongan manusia, kita akan merasa aman, tenang, bahagia tidak ada
kekhawatiran. Maka apalagi kalau yang menjaga adalah dari golongan malaikat.
Oleh karenanya, di zaman
yang penuh dengan fitnah (godaan) ini, sulit untuk bisa menjaga keluarga dan
anak anak kita kecuali kalau kita bertakwa kepada Allah ﷻ. Kalau diri kita bertakwa (menjalankan perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya) maka Allah akan menjaga anak-anak kita. Siapa yang bisa
menjaga anak-anak kita sementara anak-anak dilepaskan di sekolah; bertemu
dengan orang-orang nakal, melihat hal-hal yang diharamkan Allah ﷻ, bergaul dengan teman-teman yang tidak benar, mendengarkan
ucapan-ucapan yang kotor, diajari oleh temannya untuk membohongi kedua orang
tua dan lain-lain. Sulit bagi kita untuk menjaganya. Kalau anak-anak di (dalam)
rumah mungkin bisa kita jaga, itu pun tidak mudah. Apalagi kalau kita punya
kesibukan di luar rumah dan anak-anak juga di luar rumah, maka siapa yang bisa menjaganya?
Tidak ada yang bisa menjaganya kecuali Allah ﷻ.
Kaum
muslimin dan muslimah….
Jika seseorang menjaga
perintah Allah maka Allah juga akan menjaga dirinya, menjaga kesehatannya untuk
senantiasa beribadah kepada Allah. Oleh karenanya, kita dapati banyak sekali
orang-orang saleh (misalnya di Arab Saudi) yang Allah berikan umur panjang,
diberkahi umur dan ilmu mereka, dijauhkan dari pikun. Subhānallah, sebagaimana
para masyāyikh (para ulama) yang kita lihat.
Ini penjagaan yang pertama..
Kemudian Penjagaan yang kedua, Allah akan menjaga dalam
urusan akhiratnya. Artinya, Allah akan menjaga dia sehingga tidak terkena
berbagai (kerancuan pemikiran), syubhat syubhat, keragu raguan didalam agamanya.
Kaum muslimin dan
muslimah, Semoga Allah senantiasa merahmati kita semua…..
Perlu kita ketahui bahwa
keragu raguan ataupun syubhat-syubhat itu ada yang bisa membuat seseorang
menjadi kafir, munafik atau ada yang membuat ragu terhadap agamanya. Kita tahu,
di zaman sekarang ini syubhat begitu banyak beredar di internet (dunia maya). Contoh:
Percuma berjilbab tapi hatinya kotor, Percuma sholat tapi mulutnya seneng
ngrasani tonggo. Percuma Haji tapi masih suka korupsi. Dll
Kaum muslimin dan
muslimah, Semoga Allah senantiasa merahmati kita semua….
Maka apabila dia beriman
dan bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan melindungi (menjauhkan) dirinya
dari syubhat-syubhat tersebut serta allah menjaganya (menjauhkan) dari keragu-raguan
dan dari nafsu yang menyuruh kepada keburukan yang bisa menjerumuskan dia dalam
perbuatan dosa besar.
Inilah penjagaan yang
akan Allah berikan kepada hamba-hambanya yang menjaga syariat-syariat Allah,
melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi perkara-perkara yang dilarang
oleh Allah subhanahu wa ta’ala, Allah berikan penjagaan dari urusan dunia dan
akhiratnya.
Kemudian kalimat kedua, kata Rasulullah ﷺ,
اِحْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ
“Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati Allah di
hadapanmu.”
Artinya apa? Allah akan senantiasa bersamamu. Barang siapa
yang bertakwa kepada Allah di manapun dia berada dan kapanpun, maka senantiasa
Allah bersama dia, menolong dia setiap ada kesulitan. ([Jami’ Al-‘Ulum Wa
Al-Hikam, 1/471])
Oleh karenanya, tatkala Allah mengutus Nabi Mūsā dan Nabi
Hārūn untuk berdakwah kepada Fir’aun, lantas mereka berdua merasa takut, Allah
pun berfirman,
لَا تَخَافَا إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَى
“Janganlah kalian
berdua takut, sesungguhnya Aku bersama kalian dan Aku melihat apa yang kalian
lakukan.” ([QS. Thāhā: 46])
Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, maka yakinlah
kalau dia butuh Allah, maka Allah selalu berada di sampingnya untuk memudahkan
urusannya.
Kaum muslimin dan
muslimah, Semoga Allah senantiasa merahmati kita semua….
Selanjutnya kalimat terakhir dari sabda Rasulullah ﷺ dalam hadist yang tadi sudah kita sampaikan, yaitu kalimat,
وَإِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ
بِاللَّهِ.
“Jika engkau memohon maka memohonlah kepada Allah, jika
engkau minta pertolongan maka mintalah pertolongan kepada Allah.”
Nasehat dalam kalimat hadist ini, Rasulullah ﷺ ingin agar Ibnu ‘Abbās (dan juga kita semua), agar senantiasa
menggantungkan hati kita hanya kepada Allah ﷻ. Bukan kepada kuburan, bukan kepada benda-benda atau tempat
keramat, bukan kepada jimat, bahkan kepada manusia sekalipun. Tapi gantungkan
hati kita, harapan kita, keinginan kita, hanya kepada Allah subhanahu wa
ta’ala.
Perhatikan kaidah yang disebutkan oleh Syaikhul
Islām Ibnu Taimiyyah, bahwa seorang hamba, semakin merasa butuh kepada Allah,
semakin tinggi (derajatnya) di sisi Allah ﷻ .
Ibnu Taimiyyah berkata :
وَالْعَبْدُ كُلَّمَا كَانَ أَذَلَّ لِلَّهِ وَأَعْظَمَ افْتِقَارًا إلَيْهِ
وَخُضُوعًا لَهُ: كَانَ أَقْرَبَ إلَيْهِ، وَأَعَزَّ لَهُ، وَأَعْظَمَ لِقَدْرِهِ،
Seorang hamba ketika
dirinya semakin menghinakan dirinya atau merendahkan dirinya kepada Allah dan
semakin menunjukkan kebutuhannya terhadap Allah dan menunjukkan ketundukan
kepada-Nya maka hamba tersebut akan semakin dekat dengan-Nya, maka akan semakin
mulia di sisi-Nya, juga semakin tinggi kedudukan disisi-Nya.
فَأَسْعَدُ الْخَلْقِ: أَعْظَمُهُمْ
عُبُودِيَّةً لِلَّهِ.
Hamba yang paling
berbahadia (didunia dan diakhirat) adalah yang paling besar penghambaannya
kepada Allah.
وَأَمَّا الْمَخْلُوقُ فَكَمَا قِيلَ: احْتَجْ
إلَى مَنْ شِئْتَ تَكُنْ أَسِيرَهُ،
Adapun kepada sesama
makhluk, maka sebagaimana dikatakan, ‘Butuhlah engkau kepada siapa yang engkau
kehendaki, tentu kau akan menjadi tawanannya.
وَاسْتَغْنِ عَمَّنْ شِئْتَ تَكُنْ نَظِيرَهُ،
Cukupkanlah dirimu (tanpa
membutuhkan) dari siapa yang engkau kehendaki maka engkau akan setara
dengannya.
وَأَحْسِنْ إلَى مَنْ شِئْت تَكُنْ أَمِيرَهُ
Berbuat baiklah kepada
siapapun yang engkau sukai maka engkau akan menjadi pemimpinnya’.” ([Majmu’
Fatawa 1/39])
Ma’asyirol muslimin wal muslimah rahimani wa
rahimakumullah..
Oleh Karena sebab itulah, Allah sangat suka untuk
dimintai. Allah mengatakan,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Dan Rabbmu berkata, ‘Berdo’alah kepada-Ku niscaya akan
Aku kabulkan’.” (QS. Ghāfir: 60)
Allah suka untuk diminta, ini sifat Allah ﷻ karena semua makhluk butuh (faqir) kepada Allah ﷻ . Allah mengatakan,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ
الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
”Wahai manusia, pada hakekatnya kalian semua adalah
makhluk yang faqir (hamba yang butuh) kepada Allah dan Allah Maha Kaya dan Maha
Terpuji.” (QS. Fāthir: 15)
Allah tempat meminta, oleh karenanya kita harus melatih
diri untuk senantiasa meminta kepada Allah.
Itulah mengapa Rasulullah ﷺ mengajarkan kita untuk berdoa dalam segala hal; dari mulai
bangun tidur sampai tidur kembali dengan doa bangun tidur, mau makan, mau
minum, setelah makan, masuk WC, keluar WC, keluar rumah, masuk masjid, keluar
masjid, masuk pasar, menempati suatu tempat, ada hujan turun, ada awan datang,
dan sebagainya.
Bahkan dalam setiap hal Rasulullah ﷺ selalu mengajarkan kepada umatnya untuk berdoa (meminta dan memohon) kepada
Allah ﷻ. Kenapa? Karena hati seorang
hamba, semakin dia meminta (bergantung) kepada Allah, maka dia semakin dekat
dengan Allah dan semakin tinggi derajatnya di sisi Allah ﷻ dan akan semakin dekat pertolongan Allah kepada hamba tersebut.
Inilah rahasianya kenapa Rasulullah ﷺ mengatakan kepada Ibnu ‘Abbās, “Jika engkau minta pertolongan,
maka mintalah pertolongan kepada Allah.”
Ma’asyirol muslimin wal
muslimah rahimani wa rahimakumullah…
Mari bersama kita Biasakan untuk selalu memohon dan meminta kepada Allah dalam segala hal.
Jangankan urusan akhirat, urusan duniapun kita minta kepada Allah ﷻ. Karena jika seseorang minta kepada manusia, walau bagaimanapun
akan merasa rendah di hadapan manusia tersebut. Ada kerendahan yang kita
tunjukkan di hadapan orang tersebut. Semakin sering kita meminta, maka semakin rendahlah
derajat kita. Apalagi jika kita meminta bantuan kepada orang lain dalam kondisi
kita tidak sedang terdesak, sedang dalam keadaan lapang. Hal itu tentu sangat sangat
tercela. Adapun kalau dalam kondisi terdesak, maka sesekali tidak masalah.
Allah mengatakan,
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى
”Dan tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan
ketakwaan.” ([QS. Al-Māidah: 120])
Jika Allah ﷻ tidak dimintai, maka Dia murka.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّهُ مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللَّهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ.
“Sesungguhnya siapa yang tidak meminta kepada Allah ‘Azza wa Jalla, maka
Allah ‘Azza wa Jalla akan marah kepadanya” (H.R. At-Tirmidzi, No.3373 dan
dihasankan oleh Syekh Al-Albani, Shahih Adab Al-Mufrod, 658/513)
Berbeda dengan anak Adam, berbeda dengan manusia, jika
dimintai justru malah murka. Namanya manusia, meskipun sahabat kita (yang
terkadang mengaku seperti saudara kita), kalau kita minta bantuan darinya
sekali, dua kali, tiga kali, dia masih berlapang dada dan senyum. Meminta
darinya empat kali, lima kali, atau sepuluh kali mungkin masih tersenyum. Tapi
setelah sebelas kali, dua belas kali, maka mulailah mukanya cemberut. Kalau
kita meminta bantuan yang kedua puluh kali, maka dia semakin menjauh, kemudian
tidak mau lagi beberharap hubungan dengan kita, atau mungkin malah justru mencela
kita.
Demikianlah sifat manusia. Seorang penyair berkata,
لاَ تَسْأَلَنَّ بُنَيَّ آدَمَ حَاجَةً … وَسَلِ الَّذِي أَبْوَابُهُ لاَ
تُحْجَبُ
“Janganlah sekali-sekali engkau meminta suatu hajat kepada anak Adam… Akan
tetapi mintalah kepada Dzat yang pintu-pintu pemberianNya tidak pernah
tertutup.”
اللهُ يَغْضَبُ إِنْ تَرَكْتَ سُؤَالَهُ… وَبُنَيُّ آدَمَ حِيْنَ يُسْئَلُ
يَغْضَبُ
Allah justru akan marah jika engkau tidak meminta atau
tidak memohon kepadanya… Sedangkan Anak Adam maka marah jika dimintai”
Oleh karenanya, seseorang hendaknya meminta hanya kepada
Allah ﷻ .
Pertanyaan, berarti kalau kita sedang butuh, kita tidak
boleh meminta kepada manusia ?
Bukankah manusia saling membutuhkan antara satu dengan
yang lainnya.
Pertanyaan ini tidak salah, hanya saja perlu kita ketahui
bahwa
Kebutuhan manusia itu terbagi menjadi dua macam :
Pertama, kebutuhan yang tidak bisa dia peroleh kecuali dari Allah
ﷻ , seperti hidayah, pertolongan
yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia, kesembuhan, petunjuk, keselamatan di
akhirat, keselamatan dari godaan setan, dari nafsu syahwat dan syubhat,. Ini
semua yang kita minta kepada Allah ﷻ . Maka tidak boleh kita minta kepada ustaz, kyai, habib atau
yang lain. Ini tidak dibenarkan.
Kedua, kebutuhan yang Allah
jadikan kebutuhan tersebut berada pada manusia yang lain, seperti orang ingin
membangun rumah, dia butuh tukang atau ahli tertentu,. Maka tidak mengapa dia
minta bantuan kepada orang lain. Tapi dia juga berdoa kepada Allah ﷻ agar Allah memilihkan yang baik, misalnya tukang/pekerja yang
baik. Jadi, hatinya tetap bergantung kepada Allah ﷻ.
Inti dari arahan yang disampaikan dalam hadis ini adalah agar kita berusaha melakukan segala perkerjaan sendiri dan tidaklah kita minta bantuan kecuali hanya sesekali. Kalaupun minta bantuan, mintalah kepada sahabat kita yang dekat yang dia tidak menghinakan/merendahkan kita. Itupun dalam kondisi terpaksa, bukan merupakan kebiasaan yang akan menyusahkan orang lain.
Posting Komentar untuk "Pertolongan Allah Bagi Hamba-Hambanya Yang Beriman"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.