Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memetik Pelajaran dari Kisah Teladan Nabi Ibrahim dan Ismail Alaihimassalam - Khutbah Idhul Adha

 

Khutbah I

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

قال الله سبحانه و تعالى في كتابه الكريم:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ} ,

{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا}

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا }

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ

 لا إله إلا الله و الله أكبر , الله أكبر ولله الحمد

 

Ma’asyiral muslimin jamaah sholat idil adha rahimakumullah,

Segala pujian hanyalah milik Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memiliki kesempurnaan pada seluruh nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Kita memuji-Nya,memohon pertolongan-Nya, serta memohon ampunan hanya kepada-Nya. Kita berlindung kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas kesalahan diri-diri kita dan kejelekan amalan perbuatan kita.

 Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan, terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu alaihi wa salam, kepada keluarganya dan para sahabatnya, serta kepada seluruh kaum muslimin yang benar-benar mengikuti petunjuknya.

Jamaah sholat idul adha yang dirahmati Allah,

Bulan Dzulhijjah adalah bulan yang identik dengan dua ibadah besar. Yaitu ibadah haji dan ibadah qurban. Dimana Kedua ibadah yang mulia ini mengandung nilai-nilai tarbiyah (pendidikan) yang kita dapatkan dari keteladanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ‘alaihimas salam.

Namun pada Saat ini, hari raya idhul adha suasananya memang agak sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pandemi corona membuat ibadah haji pada tahun ini dibatasi jumlahnya. Kota suci Makkah yang biasanya pada hari raya idhul adha dipenuhi dengan jutaan jamaah haji, akan tetapi  di tahun ini hanya beberapa kaum muslimin saja yang diberikan karunia oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk bisa menunaikan ibadah haji. Tentu ini membuat kita sedih. Terlebih bagi calon jamaah haji yang mestinya berangkat tahun ini.

Namun takdir Allah ini pasti ada hikmahnya. Dan bagi orang-orang yang bersabar, Allah akan membersamai dan menganugerahkan pahala tanpa batas kepadanya.

Sebagaimana firman-Nya:

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Allaahu akbar.. Allaahu akbar.. Allaahu akbar walillaahilhamd

Jamaah sholat idul adha hafidhakumullah,

Meskipun saat ini ada keterbatasan akibat pandemi virus corona, tak menghalangi kita untuk mengambil nilai-nilai keteladanan dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ‘alaihimas salam. Bahkan nilai-nilai tarbiyah dari keduanya semakin relevan di tengah pandemi corona seperti pada saat ini.

 

Keteladanan yang pertama, yang bisa kita petik dari Nabi Ibrahim ‘alaihis salam adalah senantiasa menguatkan doa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dimana Awal mula idul adha yang merupakan napak tilas pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail adalah sejarah doa. Yakni doa Nabi Ibrahim yang selalu meminta kepada Allah agar dikaruniai anak yang shalih.

Allah subhanahu wa ta’ala mengabadikan doa nabi ibrahim dalam firmannya:

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

 Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang sholih. (QS. Ash Shaffat: 100)

Ketika usia Nabi Ibrahim semakin tua, justru beliau semakin memperkuat doanya. Dan kemudian Allah mengabulkan doa itu.

فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ

Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. (QS. Ash Shaffat: 101)

 

Maka dalam menghadapi masalah apa pun, kita harus memperbanyak doa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam menghadapi persoalan apa pun dan sesulit apapun itu, kita harus memperkuat doa kepada-Nya.

Saat ini ketika kita dihadapkan pada pandemi virus corona, seharusnya keadaan semacam ini semakin membuat kita untuk memperkuat dan memperbanyak doa kepada Allah azza wa jalla, Karena hanya Allah Yang Maha Kuasa yang bisa melindungi kita. Karena hanya Allah Yang Kuasa menjaga iman dan kesabaran kita.

Allaahu akbar.. Allaahu akbar.. Allaahu akbar walillaahilhamd

Jamaah sholat idul adha yang dimuliakan Allah subhanahu wa ta’ala,

Kemudian Keteladanan yang  kedua adalah keteladanan setelah Nabi Ismail alaihissalam  dilahirkan, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim membawa istrinya Hajar  dan Ismail ke lembah tandus padang pasir yang dulu  bernama Bakkah, yang kemudian sekarang lebih dikenal dengan nama Makkah. Setelah tiba di sana, Nabi Ibrahim kemudian meninggalkan mereka untuk kembali ke Palestina.

Istrinya Bunda Hajar tidak mengerti mengapa ditinggal hanya berdua dengan bayinya. Ia bertanya kepada Nabi Ibrahim mengapa ia meninggalkannya dilembah yang tidak ada manusia dan sesuatu pun. Namun pertanyaan tersebut  tidak dijawab. Akhirnya Bunda Hajar mengubah pertanyaannya, هل هذا من أمر الله “apakah ini peritah dari Allah?” Nabi Ibrahim pun menjawab singkat, “Ya.”

Mendengar jawaban itu, Bunda Hajar mengatakan: “Kalau ini perintah Allah, sungguh Dia sekali-kali takkan pernah menyia-nyiakan kami.”

Inilah tawakkal yang diteladankan Nabi Ibrahim dan Bunda Hajar. Nabi Ibrahim bertawakkal kepada Allah saat meninggalkan Bunda Hajar. Dan Bunda Hajar pun bertawak dengan tawakkal yang luar biasa setelah mengetahui bahwa itu adalah perintah dari robb semesta Alam Allah subhanahu wa ta ala.

Namun tawakkal bukanlah sikap statis dan menyerah tanpa ikhtiar. Justru saat tawakkal menghunjam di hati, anggota badan mengoptimalkan dengan ikhtiarnya. Dan itulah yang dilakukan Bunda Hajar saat Ismail lapar dan kehausan. Bunda Hajar berlari-lari kecil dari bukit Shafa ke Marwa dalam rangka mencari air. Memandangi lembah sejauh-jauhnya, barang kali terlihat sumber air atau datangnya musafir yang membawa air minum. Namun tidak di jumpai ada air sedikitpun.

Maka kemudian terjadilah sebuah keajaiban. Datanglah malaikat memberikan pertolongan dengan mengais air dengan tumitnya atau sayapnya hingga air pun keluar memancar darinya.

Allaahu akbar.. Allaahu akbar.. Allaahu akbar walillaahilhamd

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Jamaah sholat idul adha yang dirahmati Allah,

Keteladanan berikutnya dari keluarga Nabi Ibrahim alaihissalam adalah mendidik anak dengan pendidikan agama Islam yang baik. Tarbiyah islamiyah. Nabi Ibrahim sebelum ia wafat telah berwasiat:

وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.” (QS. Al-Baqarah: 132)

Ilmu tarbiyyah yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim adalah ilmu pendidikan yang menjadikan aqidah dan keimanan sebagai pondasi utamanya. Pondasi karakter anak, pondasi keyakinannya, pondasi pola pikirnya, pondasi segalanya. Karena sesungguhnya imanlah yang menjadi kunci utama masuk surga.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah Ta’ala

Kita sebagai orang tua, sudah semestinya meneladani bagaimana Nabi Ibrahim dan Bunda Hajar dalam mendidik buah hati mereka.

 Masa pandemi yang kemudian membuat anak-anak lebih banyak di rumah, belajar dari rumah, semestinya ini menjadi kesempatan berharga bagi para orangtua untuk lebih dekat kepada buah hatinya. Dan Semestinya menjadi kesempatan yang  istimewa untuk mendidik dan mentarbiyah anak-anak kita dengan pendidikan yang baik.

Jamaah sholat idul adha yang dirahmati Allah,

Keteladanan keempat dari keluarga Nabi Ibrahim adalah keteladanan dalam hal ketaatan kepada perintah Allah subhanahu wa ta’ala.

Ketika mendapat perintah melalui mimpi untuk menyembelih Ismail, putra yang sangat dicintainya, Nabi Ibrahim tidak menolak perintah itu. Nabi Ibrahim tidak mencari-cari alasan untuk melalaikan perintah itu. Tidak juga menundanya. Perintah yang sangat berat bagi manusia. Bayangkan, anak pertama dan satu-satunya pada saat itu. Anak yang kelahirannya ditunggu puluhan tahun.

Maka Nabi Ibrahim pun menyampaikan perintah itu kepada putranya.

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى

 Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata kepada anaknya: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” (QS. Ash Shaffat: 102)

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, Nabi Ibrahim menyampaikan perintah ini agar putranya tidak terkejut sekaligus untuk menguji kesabaran dan keteguhan serta keyakinannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Juga baktinya kepada orang tua.

Jawaban Nabi Ismail sungguh mengagumkan. Ia sama sekali tidak menolak perintah itu. Ia sama sekali tidak ragu untuk taat kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Apa pun perintah-Nya. Allah mengabadikan jawaban Ismail dalam lanjutan ayat yang sama.

قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Ia (Ismail) menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS. Ash Shaffat: 102)

Inilah yang harus kita teladani. Ketaatan kepada Allah dengan taat tanpa tapi. Dan ketaatan itu selalu berbuah manis. Ismail tidak jadi disembelih karena Allah menggantinya dengan domba sebagai sembelihan, yang dari peristiwa ini kemudian Allah turunkan syariat qurban. Demikian pula ketika kita selalu taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, niscaya ketaatan itu akan menuntun kita ke surga-Nya Allah subhanahu wa ta’ala.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ ,وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ , إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

Khutbah II

الْحَمْدَ ِللهِ رب العالمين

 

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ

لا إله إلا الله و الله أكبر , الله أكبر ولله الحمد

Jamaah sholat idul adha yang dimuliakan Allah,

Keteladanan kelima dari keluarga Nabi Ibrahim adalah ruuhuttadhiyah, semangat pengorbanan. Menjalankan perintah untuk menyembelih putranya, ini adalah sebuah  pengorbanan luar biasa bagi Nabi Ibrahim alaihissalam, Menyerahkan diri untuk disembelih adalah pengorbanan yang tak kalah luar biasa bagi anaknya yaitu Nabi Ismail alaihissalam.

Jiwa pengorbanan inilah yang harus senantiasa ada dalam diri kita. Secara khusus, berqurban dengan menyembelih hewan qurban. Sebagaimana Allah perintahkan dalam Surat Al Kautsar 1-2:

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ . فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah (dalam rangka mendekatkan diri kepada-Ku).

Maka kaum muslimin yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala

Ketika kita mampu, maka tak boleh ada alasan untuk tidak berqurban. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan:

مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا

“Barangsiapa yang memiliki kemampuan/kelapangan untuk berqurban namun dia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami” (HR Ibnu Majah, Ahmad dan Al Hakim)

Semangat pengorbanan yang lebih luas juga selayaknya kita teladani dari keluarga Nabi Ibrahim. Dengan semangat pengorbanan ini, kita saling membantu antara sesama terutama untuk mereka yang terdampak pandemi virus corona. Jika punya keluasan rezeki berupa materi, bantu dengan pengorbanan materi. Jika punya ilmu, bantu dengan pengorbanan berupa edukasi. Jika punya otoritas, bantu dengan kebijakan yang bisa meringankan beban kehidupan mereka.

Semoga dengan semangat pengorbanan itu Allah menurunkan rahmat dan ridho-Nya kepada kita semua, serta mengangkat pandemi virus corona ini dari bumi Indonesia dan seluruh dunia. Serta menjaga kita dalam keislaman dan keimanan hingga nanti kita dikumpulkan bersama dalam surga-Nya Allah subhanahu wa ta’ala.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.

 رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ . رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ،

وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ .

رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

Wassalamualaikum warohmatullah wa barokaatuh

Ahmadi As-sambasy

(Abu Salsabila)

 

Posting Komentar untuk "Memetik Pelajaran dari Kisah Teladan Nabi Ibrahim dan Ismail Alaihimassalam - Khutbah Idhul Adha"